Lihat ke Halaman Asli

Supli rahim

Penulis dan dosen

Berharaplah pada Allah, Jangan pada Manusia

Diperbarui: 7 Januari 2022   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Kita banyak kecewa ketika berharap pada manusia. Setelah pemilihan kepala daerah atau pimpinan nasional kita ada yang tidak pas pada janji-janji kampanye mereka. Mestinya kita tidak boleh kecewa. Walaupun demikian itu hal yang sangat manusiawi. Ketika bicara kata kecewa maka kita mestinya mencoba bijak karena semua adalah ujian dari Allah swt.

Anak laki-laki dibunuh

Pada zaman nabi Musa diutus, ujian yang Allah berikan kepada bani israil adalah berkuasanya orang yang sangat powerful dalam waktu yang lama.  Itulah Firaun. Firaun dibantu Hamman dan orang super kaya masa itu yakni Qorun memproklamirkan dirinya sebagai tuhan, yang bisa mematikan dan menghidupkan.

Ketika dia mau mematikan orang maka Firaun hanya mencabut pedang lalu memancung leher salah seorang rakyatnya. Itu pertanda bahwa Firaun memang bisa mematikan. Sementara itu jika dia mau menghidupkan maka orang yang siap akan dipancung tiba-tiba dihentikan.oleh Firaun. Maka jadilah orang itu tetap hidup.

Pada zaman itu semua bayi laki-laki dibunuh oleh Firaun karena mendengarkan nasehat para  pembesarnya yang mengatakan bahwa kekuasaan Firaun terancam oleh bayi yang baru lahir. Hanya  saja bayi Musa gagal dibunuh karena dihanyutkan oleh ibunya sebagai ilham dari Allah supaya Musa kecil selamat. Maka selanjutnya Musa dipelihara oleh istri Firaun dan Firaun sendiri.

Dunia diatur Allah

Walau kita wajib berusaha dan berdoa dalam menjalani hidup ini tetapi kita mesti yakin bahwa skenario terbesar ada pada Allah swt. Nbi Muhammad pergi ke Thaip menemui para pembesar Thaip untuk membantu berkembangnya islam. Apa yang nabi peroleh? Hampa. Pulangnya nabi Muhammad dilempari batu oleh anak-anak sepanjang 5 km. Seluruh permukaan tubuh nabi penuh dengan darah sampai sepatunya penuh berisi darah. Apakah nabi kecewa? Tidak. Dia tidak mendoakan keburukan kepada penduduk Thaip. Sebaliknya mendoakan hidayah bagi mereka. Wal hasil Thaib sejak zaman nabi wafat berubah menjadi wilayah yang nyaman, penduduknya 100 persen memeluk islam serta menjadi makmur.

Nabi berharap pada pembesar qurays

Ada 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline