Bismillah,
Masih teringat saya dan istri pergi ke Jakarta pada tanggal 4 Februari 2021. Sebulan sebelumnya yakni pada tanggal 20 Januari saya menelpon abang ipar dr Rusdi Damiri, SpOG yang akan dibawa ke rumah sakit persahabatan Jakarta.
Dengan melankolis kami terlibat dalam pembicaraan menggunakan video call WA itu. Saya meminta abang ipar untuk tabah dan semangat menjalani perawatan. Abang memberi isyarat bahwa itu adalah fase terakhir dalam hidupnya. ya Allah kuatkan abangku dan beri dia kesembuhan. Itu doaku kala itu.
Pergi ke Jakarta via darat
Setelah mendengar khabar tentang keadaan abang ipar, saya dan istri memutuskan untuk mengendarai kendaraan melalui jalan darat karena sejumlah alasan. Pertama, kami takut mau di PCR. Waktu itu ditusuk hidung untuk tes govid memang menyeramkan. Kedua, jalan tol Palembang Jakarta baru rampung. Sekalian mencoba jalan tol Palembang-Lampung.
Perjalanan menuju Lampung itu bermula pukul 13 WIB via Jakabaring. Di sana ada kesalahan sedikit karena ada info yang keliru di mana masuk ke jalan tol lampung. Dengan sabar kami menapaki jakan tol Palembang Lampung. Tiba di Bakauheuni menjelang maghrib. Kami menunggu dengan sabar dan solat maghrib di lantai atas gedung pelabuhan Bakauheni itu.
Pukul 20.30 Wib lebih kapal Ferry Bakauheni menuju Merak bergerak dan kami tiba di Merak pukul 22 WIB. Dengan selalu monitor kondisi abang ipar kami semangat untuk berkendaraan menuju Jakarta dan kami menutuskan menginap di tempat kakak ipar di Slipi Jakarta Barat.
Jakarta malam hari
Pada malam hari kami dengan google memasuki wilayah Jakarta. Pada malam hari pukul 23.30 Wib itu sehabis hujan terasa sejuk kami menyusuri Jakarta menuju Slipi Jakarta Barat. Terasa sekali keindahan dan keteraturan kota betawi itu. Dengan lancar kami tiba di Gang Anggrek Jalan Cendrawasih kawasan Slipi itu. Jalan-jalan kecil memasuki areal tempat kakak ipar itu terasa nyaman karena lampu-lampu tertata rapi dan terang benderang.