Lihat ke Halaman Asli

Supli rahim

Penulis dan dosen

Mimpiku tentang Rumah Panen Hujan Diharapkan Jadi Contoh Rumah Sehat dan Ramah Lingkungan

Diperbarui: 5 Januari 2022   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Sejak lama saya punya mimpi untuk mewujudkan rumah sehat, rumah ramah lingkungan. Ini termotivasi sewaktu merantau yakni bersekolah di Inggeris. Di Inggeris rumah-rumah tersusun rapi dan pemanfaatan air hujan sangat efektif dan efisien. Air hujan dan sungai ditampung pada sejumlah embung raksasa dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari pertanian, air bersih dan sebagainya. Tulisan ini mengupas tentang sejarah mewujudkan mimpi rumah panen hujan sebagai rumah sehat dan ramah lingkungan di kota Palembang.

Rumah panen hujan

Di rumahku yang pertama kami banyak belajar tentang banyaknya air hujan yang bisa ditampung untuk banyak kegunaan. Dari atap rumah kami kal itu tercurah dan dikumpulkan ke dalam penampungan air hujan dalam jumlah puluhan merer kubik. Sisanya terbuang ke dalam.selokan di samping rumah.

Sejarah persiapan lahan

Mempersiapkan lahan untuk membangun rumah panen hujan perlu waktu yang cukup lama, perlu dana yang cukup banyak dan persiapan untuk memperoleh perizinan mendirikan bangunan, sertifikasi tanah. Pembangunan rumah panen hujan ini perlu waktu sekitar 8 tahun. Tahun pertama sampai tahun keenam adalah pematangan dan penataan lahan. Tahun ke-7 dan ke-8 adalah pembangunan rumah panen hujan itu sendiri.

Sistem panen hujan

Panen hujan di rumah ini terdiri dari kolam retenai di depan rumah dengan luas 10x30 m2 dan dalam 3 meter. Kemudian pada bagian sebelah kana belakang dibangun sumur resapan dengan ukuran diameter 1,20 m dan dalam 5 meter. Di belakang bangunan rumah disiapkan untuk ruang yang digali untuk membangun kolam renang yang menampung air hujan yang jatuh dari atap bagian belakang bangunan rumah utama dan bangunan kamar pakaian dan ruang pembantu.

Pada bagian sisi kiri bangunan utama dibangun tangki beton berdiameter 2 meter dan tinggi 4 meter. Tangki beton ini menampung air hujan yang berasal dari atap rumah utama dari sebelah kiri bangunan.

Sementara itu air yang jatuh di halaman belakang di sekitar sumur resapan, halaman rumaj yang dibangun untuk fasilitas olah raga berupa lanpangan bulu tangkis disalurkan menuju kolam retensi di depan rumah.7

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline