Puasa di Bulan Ramadhan adalah ibadah wajib yang istimewa. Orang-orang yang mampu berpuasa di Bulan Ramadhan adalah orang-orang yang istimewa. Bahkan nonmuslim yang menghormati orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan juga termasuk orang yang istimewa.
Dikisahkan dalam kitab Zubdatul Majaalis pernah ada seorang beragama Majusi melihat putranya di Bulan Ramadhan makan di sebuah pasar. Kemudian ia memukul putranya seraya berkata, "mengapa, mengapa engkau tidak menghormati orang-orang muslim yang sedang berpuasa di Bulan Ramadhan?"
Tidak berselang lama si Majusi itupun meninggal dunia. Lalu seorang waliyullah melihatnya melalui mimpi bahwa ia sedang berada di atas sebuah ranjang indah di surga. Sang Wali bertanya, "bukankah dahulu engkau beragama Majusi?"
Ia menjawab, "benar, tetapi ketika menjelang mati aku mendengar suara dari arah atas, Hai para malaikatku jangan engkau biarkan ia menjadi Majusi. Muliakanlah ia untuk menjadi seorang muslim karena penghormatannya terhadap Bulan Ramadhan."
Pelajaran yang terkandung dalam kisah tersebut adalah bahwa ketika si Majusi menghormati Ramadhan, ia mendapati iman, apalagi muslim yang berpuasa di Bulan Ramadhan dan menghormatinya.
Di dalam puasa tidak terkandung sikap riya' seperti yang terdapat dalam ibadah lainnya. Puasa adalah ibadah yang ada di dalam hati. Sedangkan ibadah yang lain melibatkan gerakan-gerakan yang dapat dilihat manusia. Sesuatu yang bisa dilihat manusia dapat mengundang sikap riya'. Adapaun riya' hanya tertuju kepada manusia.
Puasa adalah ibadah yang tidak terdeteksi oleh indera orang lain. Dengan begitu hanya Allah dan orang yang berpuasa yang tahu. Jadi, puasa adalah ibadah yang terjalin antara Allah dan orang yang berpuasa. Oleh karenanya Allah berfirman:
الصَّوْمُ لِي، وَانَا اَجْزِيْ بِهِ
Artinya: "Puasa adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan mengganjarnya."
Puasa dari asal kata " صوم " secara bahasa bermakna menahan diri (terhadap kecenderungan mengikuti hawa nafsu). Secara syariat ia bermakna menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa sepanjang pagi sampai malam hari atau mulai azan shubuh sampai azan maghrib.
Lalu, mengapa umat Islam diwajibkan berpuasa?