Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Pilpres dan Dramatisasinya

Diperbarui: 21 Mei 2019   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Lengkap sudah pertunjukkan drama Pilpres. Sayangnya, pertunjukkan drama Pilpres kali ini, alur kisah dan skenarionya di tulis persis naskah sinetron kejar tayang.

Pertunjukkan drama yang benar, sejatinya naskahnya sudah baku, dari adegan awal hingga ending sudah disiapkan matang tidak mungkin ada perubahan siginifikan, sebab drama panggung dari naskah hingga keseluruhan dukungannnya saling berkaitan. 

Kendatipun harus melakukan imporovisasi, pembelokan alur kisah, penggantian peran, jarang terjadi bila tidak ada hal yang genting dan itupun tergantung instruksi sutradara.

Bila kita menyaksikan sinetron, karena kejar tayang, maka naskah/skenariopun dapat ditulia secara instan. Lalu pemeran/tokoh juga tidak perlu berlatih keras dan pendalaman peran,  hanya mengetahui alur kisah perubahan dan  paham, maka jadilah sinetron kejar tayang penuh dengan konflik yang terus berkembang dan bercabang.

Bila demikian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, sebenarnya sedang mainkan drama panggung atau sinetron? Karena KPU bisa menjalankan skenario dua-duanya tergantung instruksi sutradara.

Namun, yang pasti, kisah Pilpres di tangan KPU menjadi unik, karena ending yang seharusnya berakhir pada tanggal 22 Mei 2019, tanpa diketahui penonton (rakyat) tiba-tiba adegan ending dipercepat menjadi tanggal 21 Mei dini hari.

Sontak saja, seusai KPU mengumumkan Capres Cawapres nomor urut 1 Jokowi - Maruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019, muncul tagar #RakyatTolakHasilPilpres yang ramai dibicarakan oleh warganet.

Bahkan, seketika pada Selasa, (21/5/2019) #RakyatTolakHasilPilpres langsung menduduki posisi ketiga sebagai yang paling banyak dibicarakan di media sosial Twitter.

Ada puluhan ribu cuitan mengenai tagar tersebut muncul di Twitter yang pastinya diprediksi akan terus meningkat, akibat KPU mengubah ending permainan drama/sinetronya secara sepihak dan menganaggap sebagai pngumuman resmi rekapitulasi hasil Pemilu 2019.

Aktor KPU bertambah unik dalam memerankan adegannya. Selain ending dimajukan dari jadwal dan dilakukan dini hari, berdasarkan pengumuman itu, Kedua paslon seperti sudah disiapkan naskahnya dengan paslon 01 mendapat 55,50 prosen dan paslon 02 dengan perolehan 44,50 prosen.

Lengkapnya Jokowi - Maruf memperoleh suara sebanyak 85.607.362 atau 55,50 persen.
Sementara Prabowo - Sandi mendapatkan 68.650.239 suara atau 44,50 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline