Gemas rasanya dengan sikap PSSI. Tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa pengumuman pelatih Timnas di semua level baru akan diumumkan pada 20 Desember 2018, atau paling lambat pada 20 Januari 2019.Sementara agenda Timnas berbagai level di tahun 2019 sudah menunggu. banyak agenda pada tahun 2019.
Akan ada empat kejuaraan yang diikuti oleh skuat Garuda, di antaranya SEA Games (U-22l, Piala AFF U-22, Kualifikasi Piala AFC U-23, Piala AFFC U-19, dan Piala AFF U-16.
Sementara Timnas Indonesia senior juga telah memiliki sekurangnya FIFA match day yang jelas sudah tertib terjadwal.
Turnamen terdekat yang harus diikuti oleh Timnas Indonesia adalah Piala AFF U-22 di Kamboja yang bakal digelar pada 17 Februari sampai 2 Maret 2019.
Sesuai dengan hasil undian, Timnas Indonesia U-22 akan tergabung di B bersama Kamboja, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
Tidak pernah belajar?
Bila belajar dari sepakbola negara tetangga di Asia Tenggara saja, seharusnya PSSI belajar dari negara yang kini mengangkangi rangking FIFA Indonesia.
Belajar tentang pembinaan sepakbola akar rumputnya, kompetisinya, penyiapan pelatih dan timnas di semua level umurnya.
Bila negara lain menunjuk pelatih secara instan, namun ada garansi pemain yang akan dipilihnya sudah matang dalam pembinaan dan kompetisi.
Prinsipnya, menyiapkan Timnas, tidak asal comot pelatih. Lalu, pelatih juga asal comot pemain yang lebih sering terbudaya adanya pemain titipan.
Mengapa pengalaman selama ini tidak dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan oleh PSSI, hingga prestasi Timnas jauh dari harapan.
Masa? Bulan Februari 2019 sudah ada turnamen, pelatih baru mau diumumkan tanggal 20 Desember 2018. Malah bisa mundur 20 Januari 2019. Siapapun pelatih yang dipilih, mau bikin program agar Timnas berprestasi macam mana?