Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Antara #Kosongkan GBK, Standar Pemain Timnas, dan PSSI

Diperbarui: 20 November 2018   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhelatan piala AFF 2018 yang digadang-gadang dapat menyembuhkan luka publik sepakbola nasional dengan harapan Timnas dapat memberikan trofi untuk kali pertama bagi rakyat pecinta sepakbola nasional, rasanya masih sebatas utopia.

Jangankan berharap trofi, kesempatan lolos dari fase Grup B pun bergantung kepada tim lain. Itupun dengan syarat Timnas menang dengan banyak gol saat menjamu Filipina pada Minggu, 25 November 2018 di SUGBK. Lalu Singapura dan Filipinapun kalah ditangan Thailand. 

Namun, tanpa harus menunggu laga Timnas versus Filipina, bila pada Rabu, 21 November 2018 Filipina berhasil menahan imbang atau bahkan menang melawan Thailand. Bila hasilnya imbang, maka pertandingan terakhir pasukan Bima Sakti takkan berarti apa-apa. 

Namun harapan Indonesia masih tetap ada dengan catatan Filipina dan Singapura kalah  dari Thailand dan Indonesia menang banyak dari Filipina.

#KosongkanGBK

Terlepas dari persoalan kans Timnas lolos atau tidak, masalah buruknya penampilan Timnas di Piala AFF kali ini dengan kalah ditangan Singapura 1-0 memang membuat publik sepakbola nasional bersikap.

Sebelum partai menjamu Timor Leste, muncul ajakan agar suporter Timnas Indonesia tidak hadir menonton di Stadion GBK dengan model ajakan milenial, yaitu #KosongkanGBK.

Mengemukanya #KosngkanGBK di media sosial yang segera mendapat respon kontra dan pro, sejatinya belum dapat dibuktikan bahwa tagar tersebut signifikan berpengaruh kepada publik sepakbola nasional.

Tidak perlu dipersoalan bahwa adanya tagar lalu bicara nasionalis atau tidak. Kemudian di kaitkan dengan latar belakang berdirinya PSSI dan sebagainya.  Yang jelas, ratusan juta  bangsa Indonesia yang sangat mencintai olahraga sepakbola ini tetap menonton Timnas bertanding di layar kaca, meski faktanya penonton yang hadir di GBK memang  sangat sedikit untuk ukuran  Timnas bertanding selama ini, khususnya saat menjamu Timor Leste.

Sejatinya dengan penampilan Timnas yang sangat mengecewakan, tanpa perlu tagar kosongkan GBK pun, penonton juga memang malas menonton laga Timnas karena bikin kesal, kecewa, dan hanya membuat marah melihat aksi pemain Timnas yang bermain tak layak menyandang jersey kebanggaan Indonesia. Jadi sedikitnya penonton yang hadir di GBK bukan karena tagar.

Tengok saat Timnas U-16, U-19, dan Timnas Asean Games, penonton berduyun hadir ke Stadion karena aksi pemain layak sebagai permainan Timnas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline