Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Tanpa Penonton dan Denda Bukanlah Cara Mendidik Suporter Sepak Bola yang Benar

Diperbarui: 8 Oktober 2018   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Suporter Sepak Bola Indonesia/foto: pssi.org

Kendati PSSI tidak meminta izin kepada Menpora atas bergulirnya kembali Liga 1, namun baru saja roda Liga 1 bergulir selang sehari, suporter sudah bikin rusuh lagi. Padahal penghentian Liga 1 baik oleh Kemenpora maupun PSSI adalah buntut dari perilaku suporter.

Bahkan, kini PSSI telah memastikan akan segera membahas sanksi untuk klub Arema FC maupun panitia penyelenggara pertandingan pascainsiden di laga antara Arema FC versus Persebaya, Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10/2018).

Sejatinya, laga Arema FC dan Persebaya berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan tuan rumah. Namun, lagi-lagi, suporter kembali menjadi biang keladi dan mencoreng kemenangan Arema FC. Ulah suporter yang meneriakan cacian, hinaan, dan rasis, ternyata masih terjadi.

Bahkan, suporter juga menorobos masuk ke lapangan pada jeda istirahat babak pertama dan beberapa saat setelah babak kedua berakhir dengan melakukan beberapa kejadian yang membuat publik sepakbola nasional tidak habis pikir akan perilaku oknum suporter bersangkutan.

Yang pasti, apa yang telah dilakukan oleh suporter  Arema FC, melanggar regulasi dan sudah barang tentu akan ada  konsekuensi. Untuk itu, Komisi Displin PSSI-pun tentu tak akan ragu dalam mengambil keputusan tegas sesuai kode disiplin.

Hebatnya, dalam rilis di media, pengurus teras Arema FC yang juga menjabat di PSSI, memastikan  Arema tidak akan melakukan banding atas apapun hukuman yang akan diberikan oleh Komisi Disiplin PSSI.

Bukan persoalan hukum-menghukum

Kejadian ulah suporter yang kembali terulang setelah Liga 1 dihentikan oleh dua pihak, sebenarnya sudah diprediksi oleh publik sepakbola nasional.

Persoalan yang terjadi pada suporter sepakbola nasional secara umum adalah, mereka wajib diberikan edukasi secara masif dan terstruktur.

Mengapa PSSI dan PT LIB berani-beraninya menggulirkan kembali Liga 1, sementara persoalan mendasar mengenai edukasi suporter belum sama sekali tersentuh hingga akar-akarnya!

Secara nasional, seluruh suporter sepakbola Indonesia wajib dibantu tentang bagaimana caranya menjadi suporter sepakbola yang benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline