TANAMAN asli Australia, Indonesia, Malaysia, China dan anak benua di India. Pohon ini memiliki nama latin Ficus Racemosa dalam spesies keluarga Moraceae. Di Indonesia dikenal dengan pohon Loa, Lo, Elo. Di Kota Bogor, jenis ini banyak tumbuh di daerah aliran sungai Ciliwung. Pohon ini memiliki akar menyebar dan kuat. Akarnya yang kuat cocok sekali untuk memperkuat dinding sungai. Di samping itu, pohon Loa juga memiliki daung yang lebat. Tidak heran apabila dibawah pohon ini menjadi tempat yang nyaman untuk Istirahat, terutama di musim panas.
Pohon Loa juga memiliki buah. Buahnya muncul di Batang pohon dan ranting nya. Buah Loa ini umumnya sebesar bakso. Buah Loa muda berwarna hijau segar. Ini adalah salah satu jenis lalapan mentah penulis. Biasanya penulis memotong menjadi dua atau empat bagian. Kemudian biji-biji yang ada didalamnya dikerok dan dicuci dengan air bersih. Setelah itu, buah Loa siap disantap. Nikmati dengan nasi liwet, ikan asin bakar atau goreng, lalapan dan sambal. Rasanya yang sepat atau kesat, setelah dikunyah menjadi gurih. Tekstur daging buah Loa seperti jengkol atau petai muda.
Penulis penasaran, kenapa rumah makan tradisional Sunda yang sering menyajikan lalapan mentah belum pernah menemukan buah dan daun Loa disajikan.Buah Loa yang tua berwarna merah. Buah Loa tua salah satu jenis buah yang sering dimakan kelelawar, burrung, monyet dan ular. Buah Loa memiliki isi sangat kecil. Buah Loa tua akan jatuh dan membusuk. Isi biji-biji buah ini biasanya terbawa aliran sungai, terdampar, menyelip pada dinding sungai. Kemudian akan tumbuh di celah dinding sungai, pori-pori cadas dan daratan tepi sungai.
Pohon ini memiliki daung hijau, mirip daun mangga. Konon, pucuk daun ini juga enak menjadi lalapan mentah.
Berbagai artikel yang penulis baca, buah Loa memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk penyembuhan diabetes, rematik, asma, bronkitis, batuk kering, hemoptipis, menoragia, keputihan, ginjal, limfa, mimisan juga mengurangi perut kembung.Bagi penggemar bonsai, jenis pohon ini juga sering dibuat bonsai. Batangnya yang keras, daunnya yang lebat menjadikan pohon Loa setelah menjadi bonsai semakin eksoluas
Seperti keelokannya di alam bebas, dibawah rindangnya penulis seringkali tidur dan terbawa mimpi ke dunia luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H