PERNAH terbayang, berapa banyak sampah yang dibawa aliran sungai?Jika belum, saya akan sedikit cerita.
Adalah perjalanan sampah dari rumah. Fasilitas pembuangan sampah mash minim, kesadaran rendah, kurangnya pengetahuan, masa bodoh. Sampah dibuang di kebun, sub-das, tepi sungai. Ketika hujan, sampah-sampah terbawa aliran.
Di antara sampah-sampah itu tersangkut pada rumpun bambu, tersangkut pada batu, dan sebagian lagi sangat mungkin terbawa ke hilir hingga masuk lautan.
Sampah yang tersangkut biasanya adalah sampah plastik, tali, kawat, kain, ban, kabel. Repotnya ketika sampah-sampah itu tersangkut batu besar ditengah arus sungai.
Sampah-sampah itu sailing menempel dan memilin. Untuk membersihkan batu-batu harus ekstra hati-hati dan penuh strategi. Perlu alat bantu berupa golok dan gunting kawat baja.
Ketika perlahan lilitan sampah dapat diurai, proses selanjutnya adalah memindahkan ke darat untuk selanjutnya diangkut ke Tempat Sampah Akhir (TPA).
Sampah-sampah ini berpotensi menyulut bencana apabila dibiarkan. Bencana banjir akibat aliran sungai tersangkut dan bencana ekologi karena mengganggu ekosistem sungai. Sampah ini juga mengeluarkan bau tidak sedap, terutama ketika musim kemarau. Aliran kecil, endapan lumpur menempel padanya.
Sudah seharusnya kita sama-sama sadar bahwa gaya hidup harus direm kuat-kuat. Kita berharap kepada siapa kalau sampah yang terlihat disekitar saja tidak pernah tuntas. Kita bersama-sama saling mengingatkan, saling membantu, gotong royong untuk masa depan anak-anak dan keturunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H