Masih, hari ini aku memandang langit
Bukan langit yang membiru tetapi langit-langit rumah
Masih, teringat kemarin tentang pandang yang sempit
Wajar mata memandang dekat karena cakrawala berbatas langit rendah
Aku membuka jendala, baru mata ini meneropong jauh
Meski selalu ada batas yang memagar jarak pandang
Aku membuka hati, baru pandangan ini menembus dimensi yang rapuh
Keterikan ini sepertinya memapah luruh yang lapang
Melihat ruang, emosi selalu berelasi dengan sensasi
Meski setiap sudut memberikan persepsi yang penuh narasi
Namun setiap tanda yang nampak sepertinya punya konteks