Lihat ke Halaman Asli

Suparjono

Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Mengertilah Kopiku!

Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi ini mengingatkanku tentang nilai
Menebarkan aroma yang bersandar pada angin
Seduhan pertama dari gilingan biji yang dituai
Air mengaduk panasnya suhu agar teruai rasa penuh ingin

Secangkir kopi kadang berubah menjadi segelas kopi
Mengharumnya kopi tak bisa dilupakan dari pengorbanan
Gilingan, air, gelas dan cangkir mungkin tak pernah iri
Karena mereka menjadi sempurna dengan menjadi dirinya

Kepopuleran tak menjadikan kopi menjadi padi atau melati
Kopi tetaplah kopi yang memberi rasa pahit pada hidup
Ia bisa manis jika bermesraan dengan gula yang mengerti
Bahkan bersinarnya kopi tak mampu memberikan cahaya yang redup

Menjadi diri sendiri adalah jawaban dari setiap pertanyaan sederhana
Menjadi manfaat bagi lingkungan adalah sumbangan terbesar dalam hidup
Hingga tak ada waktu untuk membandingkan kopi dan air yang selalu berbeda
Hanya kita perlu waktu untuk menyesuaikan setiap peran dalam hidup

Cobalah untuk mengerti lewat akal, hati dan jiwa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline