Lihat ke Halaman Asli

SUPARDI HARUN

Guru Bahasa Inggris

Ke Jakarta Aku Kembali

Diperbarui: 17 April 2024   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.flickr.com/photos/150794374@N02/31410399703

KE JAKARTA AKU KEMBALI
Oleh: Supardi HR

_" Ke Jakarta aku kan kembali. Walaupun apa yang akan terjadi "_

Lirik lagu Koes Plus 80-an ini selalu terdengar pas momennya ketika habis lebaran. Orang perantauan di Jakarta yang mudik saat lebaran kini kembali lagi ke Jakarta.
     Mereka tidak kembali sendirian. Tetapi, biasanya mengajak saudara-saudaranya. Entah itu kakak,adik,keponakan dan sebagainya. Padahal, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di Jakarta. Seperti lirik lagu Koes Plus di atas. Mau kerja apa, tinggal dimana tidak tahu. Pokoknya berangkat ke Jakarta.
Mengapa Jakarta sebagai pilihan ?
    Di kampung halaman kebanyakan mereka susah mencari pekerjaaan. Sawah tidak punya, mau usaha di kampung susah juga. Akhirnya mereka memutuskan untuk ke Jakarta. Awalnya, mereka ikut saudaranya yang sudah punya usaha di Jakarta. Misalnya, dagang atau jualan bakso, mie ayam, jamu gendog dan lain sebagainya. Ada juga yang saudaranya kerja di pabrik. Nah, mereka yang yang tidak mempunyai keahlian biasanya ikut  membantu jualan bakso,mie ayam, gorengan dan lain sebagainya. Namun, bagi yang mempunyai ketrampilan , sebut saja lulusan SMK mereka akan mencoba melamar ke perusahaan atau pabrik.
    Di antara mereka ada yang berhasil atau suskes. Namun sebaliknya ada juga yang gagal ,tidak krasan akhirnya pulang kampung kembali. Hidup di Jakarta tidaklah mudah. Biaya hidup sangat tinggi. Selain biaya  makan tiap hari,  rumah kontrakanpun juga mahal.  Coba kita hitung. Misal sekali makan minimal Rp15.000. Untuk makan sehari Rp15.000 x 3 kali sama dengan Rp45.000.  Sebulan berarti 30  hari kali Rp45.000 sama dengan Rp1.350.000 . Itu baru makan. Adapun biaya kontrakan paling murah Rp1000.000. belum listrik,air, transport  dan lain sebagainya. Jadi paling tidak biaya hidup di Jakarta Rp3.150.000 tiap bulan. Jadi bisa kebayang berapa pendapatan dan  penghasilan tiap bulan. Cukup atau tidak.
      Untuk itu hidup di Jakarta harus ulet. Selain bekerja keras mesti pandai mengatur keuangan. Tidak boleh malas. Jangan sampai waktu terbuang percuma. Misalnya, bagi yang dagang bakso,mie ayam jangan sering tutup atau libur tidak jualan. Pelanggan akan kecewa dan pindah ke tempat lain. Bagi yang bekerja di pabrik bisa nyambi jualan online atau reseller. Selain itu untuk managemen keuangan, harus pandai-pandai mengelola. Membeli barang kebutuhan yang diperlukan saja . Dan usahakan bisa menyisihkan uang untuk ditabung. Sehingga ketika memutuskan merantau di Jakarta bisa punya tabungan. Sehingga harapannya tercapai yaitu bisa  mengubah nasib kehidupan keluarga di kampung.
    Namun demikian sebelum memutuskan untuk pergi ke Jakarta mesti dipikirkan terlebih dahulu ketrampilan yang dimiliki. Usaha apa atau akan kerja dimana setelah tiba di Jakarta. Dan juga tidak kalah pentingnya tinggal dimana, di tempat siapa dan lain sebagainya. Jangan sampai setelah di Jakarta menjadi terlantar tidak jelas tempat tinggal dan kerja dimana. Sehingga menjadi glandangan.
    Akankah Jakarta masih menjadi daya tarik untuk perantauan dan mengadu nasib setelah ibu kota Jakarta pindah ke IKN?

Bekasi, 17 April 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline