Lihat ke Halaman Asli

Supadma Kerta Buana

Penulis lepas

Permata di Dalam Goa

Diperbarui: 27 September 2020   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah padepokan, tersebutlah tiga orang murid dari seorang guru bernama Sang Wicaksana. Darma, Durmaka dan Desna nama-nama muridnya. Mereka bertiga kali ini akan diberikan tugas sekaligus ujian oleh gurunya untuk berusaha mengambil permata di dalam goa.

Perjalanan yang akan dilalui tidaklah mudah, di dalam goa yang gelap dan terjal penuh dengan bahaya dari setiap sudutnya. Mereka harus berusaha untuk menemukan dan membawa pulang sebuah permata untuk diserahkan kepada Sang Guru sebagai bakti kepada sang Guru.

"Darma, kita berdua percaya sama dirimu untuk memimpin menuju goa" ucap Durmaka serta ditimpali Desna "Benar, kamu yang kita percaya"

"Baik, aku akan menjaga kepercayaan yang kalian berikan. Sekarang kita siapkan perlengkapannya. Kalian juga tetap mencari cara terbaik agar misi ini berhasil"
"Iya, mari kita menuju ke goa" kata Durmaka bergegas menuju ke goa.

Sesampai di mulut goa, Durmaka mulai melangkah mundur ke belakang. Sementara Darma mulai melangkah lima langkah jauh ke depan dibandingkan kedua temannya itu. "Kamu kenapa Durmaka?" tanya Desna sambil menepuk punggung Durmaka.
"Aku takut, ternyata goa itu tak seperti bayanganku. Seram dan gelap juga. Biarin saja Darma yang kesana dulu"
"Kita juga harus ikut, karena ini tugas kita bertiga"
"Tidak, aku cukup disini meliatnya"
"Yaudah, aku ke depan ikut Darma"

Sementara Durmaka ada di belakang, Desna semakin cepat melangkah ke depan hingga sampai tepat berada di belakang Darma meski dia juga tak berani mendahuluinya karena dia juga merasakan ketakutan melihat goa itu.
"Gimana cara kita masuknya, gelap sekali ini Darma" kata Desna dengan wajah yang cemas.
"Kamu tidak perlu takut, kita nyalakan obor nanti kita cari jalan masuknya" ucap Darma meyakinkan.

"Durmaka mana?"
"Dia ada jauh dibelakang"
"Ooo...ya biarkan saja. Nanti kita panggil"

Keduanya kemudian menyalakan obor, dan meraba bebatuan untuk melihat dan mulai mencari jalan masuk ke goa. Setelah sampai sekitar lima meter masuk ke mulut goa ahirnya mereka menemukan lubang jalan masuk yang ukurannya hanya seukuran satu tubuh manusia dewasa. Melihat lubang pintu masuk itu, Darma menyuruh Desna memanggil Durmaka untuk bersama masuk ke dalam goa.

"Wah, ternyata ini jalan masuknya. Kenapa ndak dari tadi aku yang jalan duluan ya" kata Durmaka girang.
"Perasaan dari tadi kamu diam saja di luar" kata Desna sinis.

Darma kemudian mendekati keduanya. "Sudah jangan berdebat. Kita bertiga masuk saja sekarang".
Belum habis kata-kata Darma, Durmaka langsung  menyahut. "Sepertinya kita harus mencari cara menemukan permata itu. Aku yang duluan sekarang mencarinya. Sini ikut dengan ku kalian berdua".
Sementara Desna kesal ulah Durmaka, dan menimpali,
"Kamu ini tadi saat mencari pintu masuk ada di luar, giliran sudah di dalam semangat sekali".

"Sudahlah, kita ikuti saja dia" jawab Darma pelan menepuk pundak dan menengkan Desna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline