Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Bagaimana Menciptakan Sekolah Ramah Lingkungan dan Tanpa Sampah Plastik?

Diperbarui: 19 Juli 2024   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ramah lingkungan (sumber gambar: Canva Pendidikan)

Menciptakan sekolah ramah lingkungan sungguh pekerjaan berat. Jika semua tentang ramah lingkungan itu dilakukan seperti minim sampah plastik, tanpa kertas, tanpa sampah, dan lainnya.

Bahkan sekolah Adiwiyata pun belum tentu sudah bisa zero sampah atau nol sampah plastik sekalipun. 

Kurikulum merdeka membuat guru semakin kreatif. Ada bahan ajar, media ajar, dan lainnya yang dibuat lalu diprint ditempel. Seperti seorang guru memposting seorang guru yang kreatif membuat bahan administrasi guru. Hal ini mendapat tanggapan dari guru lain. Cukup seru obrolannya..

Guru yang kece. Katanya melihat guru yang asyik memamerkan perangkat administrasi di kertas berwarna dan dilaminating itu. 

Bahkan perlu ditiru nih.  Cuma nggak ramah lingkungan dan tidak digitalisasi ya. Tapi untuk orang atau guru yang masih konvensional, masih oke saja. 

Memang sih Ramah lingkungan itu termasuk sampah yg bisa di daur ulang juga kan? Kertas mudah terurai kan?

Padahal, Semakin banyak kertas digunakan, semakin banyak pohon ditebang. Jadi, hemat2lah ya..hehe.. Termasuk kalau pakai tisu, secukupnya saja. Bahkan kalo dikomunitas apa gitu, mereka pakai serbet atau kain.

Juga di  Finlandia atau negara mana yang justru malah back to book karena ternyata full digitalisasi juga ada ekses negatifnya 

Pola konvensional ternyata mengasah banyak sisi yang tidak di dapat pada proses dengan digitalisasi. Misalnya baca buku konvensional lebih nyaman daripada buku digital. Bisa saja kan. Nah, mungkin disinlah konsep seimbang. dimainkan.

Selain itu, di sini berarti peran daur ulang dimainkan. Agar tidak banyak pohon2 yang di tebang. Tapi ya nggak cuma daur ulang saja lah. Mengurangi penggunaan kertas juga sangat berperan. Beberapa koran dan majalah sudah tidak dicetak. Meskipun mereka sangat mampu mendaur ulang koran2 mereka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline