Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Waspada Bisnis Jadi Putus Silaturahmi

Diperbarui: 12 Juli 2024   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bisnis keluarga (sumber gambar: Canva Pendidikan)

Pagi ini saya berkunjung ke rumah rekan kerja.  Kami bermaksud membahas sebuah bisnis.  Saya dan teman-teman seperti pada umumnya punya bisnis sampingan selain pekerjaan utama.  Tentu dengan berbagai pertimbangan misalnya untuk tambah berhasil,  untuk jaga-jaga kalau suatu saat resign atau dipecat,  atau untuk nambah uang saku agar bisa belanja perkara hobi.

Ngalor ngidul obrolan kami.  Ssalah satunya adalah membahas reka bisnis yang sekarang menjauh dari teman saya. Bahkan dia diblok olehnya. Jadi teman saya tidak bisa menghubunginya lagi, tidak dapat tidak tahu statusnya, atau postingannya lagi. Padahal dulu akrab. Sekarang menjauhi seperti itu.

Dalam dunia bisnis memang banyak kejadian seperti itu: orang yang tadinya begitu dekat, menjadi seperti musuhan. Pernahkah Anda mengalaminya?  Atau melihatnya juga?

Hmm, tidak hanya di bisnis saja tetapi dalam kehidupan pada umumnya hal seperti ini bisa saja terjadi.

Kasus 1

Tetangga A sangat akrab dengan tetangga B. setiap hari ke rumahnya ngobrol apa saja. Kalau punya makanan sering mengantar. Masuk rumah slonong boy biasa saja. Eh, karena sesuatu hal berubah menjadi saling memusuhi.

Kasus 2

Dia seorang anggota sebuah partai politik. Sangat militan. Dulu cinta mati dengan partainya. Ke mana-mana pakai atribut partainya. Setiap hari pula rapat atau datang ke kantor partai itu. Eh, karena sebuah kasus, dia keluar dari partainya itu. Bukan itu saja sekarang dia sangat membenci memusuhi partai yang dulu membesarkannya. Di postingan media sosialnya bahkan mengejek dan menjelek-jelekkan partainya itu.

 

Nah, jadi dalam kehidupan kita seperti itu sudah banyak contohnya. Malah, bisa jadi kita yang mengalaminya. Kita yang awalnya jadi penonton, bisa menjadi pelakunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline