Ayah pernahkah emosi kepada anak? Atau jangan-jangan sering ya?
Pernahkah kita terpikir bahwa
Kita pasti sudah tahu sosok Ayah yang terbaik adalah Rasulullah SAW. Jadi kalau ingin menjadi Ayah yang terbaik contohlah Rasulullah. Rasulullah itu tidak pernah marah kepada anak-anak.
Lalu kalau kita marah kepada anak-anak siapakah yang sedang kita contoh?
Sulitkah tidak marah kepada anak? Saya sendiri beberapa kali marah kepada anak. Malah tidak terhitung. Astagfirullah....
Saya mengaku belum bisa mencontoh Rasulullah dengan sebaik-baiknya. Berapa kali karena terpancing dengan kondisi saya tidak bisa mengendalikan diri.
Meskipun saya tahu bahwa itu SALAH.
Kadang saya melakukan pembelaan diri.
Bahwa yang sayang lakukan itu benar tujuannya supaya anak tahu kesalahannya. Tapi hati kecil saya mengakui bahwa itu salah.
Ketika saya sadar maka saya meminta maaf kepada anak-anak. Saat sadar saya sering menangis dalam hati. Bahkan air mata saya bisa menetes.
Apalagi ketika saya berada di luar kota jauh dari mereka. Lalu sebelumnya saya memarahi anak-anak. Maka saya bisa nangis air mata di perjalanan itu. Jadi memang cara sangat mempengaruhi. Saat dekat disia-siakan, saat jauh dirindukan. Kalau ada sering tidak terasa, kalau tiada baru terasa.