Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Waspada Banjir Tahunan, Ini Persiapan yang Perlu Dilakukan

Diperbarui: 12 Januari 2021   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Awal tahun 2021 ini warga di tempat saya was-was. Banjir 2020 lalu masih terbayang di pelupuk mata. Ya masyarakat kabupaten Lebak di awal tahun 2020 lalu harus mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda di 6 kecamatan. Pemerintah Lebak pun menetapkan status tanggap darurat. Tahun ini pun ancaman banjir kembali datang.

Saya ikut datang ke lokasi banjir dan menyaksikan betapa kerusakan yang ditimbulkan banjir sangat luar biasa. Banjir lumpur. Ribuan warga kehilangan harta bendanya dan rumahnya.

Memang sering terjadi siklus banjir pada bulan-bulan tertentu. Biasanya di bulan itu curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir terutama di daerah bantaran sungai. Orang yang tinggal di bantaran sungai setiap bulan Desember-Januari selalu was-was.

Bahkan bisa jadi banjir itu karena kiriman air dari atas. 4 tahun yang lalu saya ikut evakuasi barang-barang di rumah teman yang berada di bantaran kali. Jaraknya hanya sekitar 30 meter dari sungai.

Ternyata rumah itu sudah di-setting di bagian atasnya itu dipasang palang-palang yang ketika banjir barang-barang itu dinaikkan ke bagian palang itu.

Saat itu, sedang mengevakuasi barang-barang, air sungai sudah tinggal 10 meter lagi dari rumah.

Begitu selesai mengevakuasi air sungai sudah mencium pintu rumah.

Setiap hari jika hujan yang makin deras dan sering selalu ada notifikasi di grup-grup WhatsApp sekolah, dari kerelawanan yang mengabarkan untuk hati-hati. Ya, selalu ada relawan yang rutin menengok ke bantaran kali.

Di awal tahun ini sebetulnya kami sudah cemas benar. Cemas jika tahun ini akan seperti tahun lalu. Januari kemarin rumah-rumah di bantaran kali sudah terendam air. Banyak sekali malah.

 Beberapa rumah bahkan sudah. Ada sekolah yang bahkan sudah tergenang air halamannya. Di jalanan muncul para pemuda yang memasang kotak kardus. Mengambil simpati pengguna jalan yang melintas untuk menyumbang bagi yang rumahnya terendam air.

Saat itu kami sedang di sekolah. Menyiapkan banyak hal untuk ujian. Hari itu sepanjang hari hujan. Tapi kami bertahan di sekolah. Sampai terdengar kabar bahwa air mulai naik. Bahkan jalan ke arah sekolah pun sudah tergenang air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline