Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Membeli Kado dengan Ikhtiar Bumi dan Langit

Diperbarui: 25 Desember 2020   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beli kue cincin dari Mak Emih

Istri saya sedang menyiapkan materi ajar. Tiba-tiba dia menggerutu kesal.

"Bener-bener ya ini laptop. Dari tadi loading terus. Bikin kesel aja,"

Padahal jadwal mengajar tinggal sebentar. Saya berusaha membantu. Merefresh laptop dengan harapan bisa lebih kenceng. Tapi tidak banyak membantu. Mungkin laptop ini sudah tua. Dulu beli kondisi second. Tapi kondisinya masih bagus. Cukup mumpuni untuk keperluan mengajar.

Suatu hari anak kami pinjam laptop buat nonton Didi and Friends. Sedang asyik nonton, baterai hampir habis. Lalu pindah ke tempat yang ada colokannya. Saat itulah laptop jatuh. Setelah itu performanya menurun. Kerjanya lambat, sering hang, tiba-tiba mati, atau not responding. Kondisi ini sampai berminggu-minggu bahkan berbulan lamanya.

Pengen membelikan laptop baru. Tapi bingung uangnya dari mana? Gaji saya sebagai guru honorer cukup untuk biaya hidup sebulan. Bukan saya tak pandai bersyukur. Tapi saya berkata jujur.

Sempat berpikir untuk berutang. Tapi tidak jadi. Saya dan istri sudah komitmen untuk tidak gampang berutang. Biarlah hidup seadanya asal tak punya utang. Alhamdulillah sudah 7 tahun berumah tangga kami tak punya utang ke orang lain.

Sebuah Jalan

16 September lalu seorang teman membagi informasi lomba menulis. Periode lomba 21 September -- 18 Oktober 2020. Temanya pengalaman selama mengajar daring. Hadiahnya lumayan besar. Ada 2 laptop untuk 2 pemenang. Saya pun ikut. Bertekad mempersembahkan laptop untuk istri.

Saya segera mencari ide tulisan. Mengingat-ingat pengalaman mengajar. Berhari-hari ditemani kopi saya mengonsep tulisan. Kadang sampai larut malam. Saya membuat dua tulisan supaya peluang menang lebih besar. Konsekuensinya berjuang lebih keras membuat tulisan. Artikel Urgensi Penggunaan Video Pembelajaran Untuk Belajar Dari Rumah Yang Menyenangkan. Inilah Pengalamanku! selesai 3 hari dengan 6 kali revisi. Artikel 3 Strategi Membuat Pembelajaran Menyenangkan selesai 5 hari dengan 4 kali revisi. Ditemani camilan dan kopi kupu-kupu saya sering begadang hingga larut malam.

Setelah merasa tulisan sudah matang lalu saya meng-unggahnya. Perjuangan membuat tulisan selesai. Saya katakan sebagai ikhtiar bumi. Namun, ada satu lagi yang tak kalah menentukan yaitu ikhtiar langit.

Menang lomba adalah rezeki dari Allah. Lalu saya 'merayu' Allah agar memberikan saya rezeki menang lomba. Apa saja yang saya lakukan?

Puasa Sunnah dan Banyak Berdoa

Selama lomba itu saya mulai rutin puasa Senin - Kamis. Saat puasa banyak berdoa. Doa orang berpuasa itu di dengar Allah. Maka saya banyak berdoa agar menjadi juara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline