Lihat ke Halaman Asli

Supadilah

Guru di Indonesia

Mengatur Jajan Anak

Diperbarui: 20 November 2020   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namanya anak-anak pasti suka dengan jajan karena. Emang rasanya yang cocok buat anak seperti gurih, manis, dan macam-macam.

Kalau jajan anak-anak pasti nggak ada bosannya. Meskipun berkali-kali. Rasanya mau menghabiskan uang berapapun. Akan sanggup makan sebanyak apapun. 

Apalagi kadang melihat temannya yang jajan maka dia juga ingin ikut jajan. Bisa-bisa pengeluaran jajan anak lebih besar daripada jajan orang tua.

Tapi kita sama-sama tahu ya kandungan dalam jajan itu tidak semuanya baik untuk tubuh.

Karena jajan biasanya mengandung banyak bahan kimia ataupun bahan tambahan seperti bahan pengawet, perasa, pewarna, pemanis buatan, dan lainnya.

Nah bahan-bahan kimia inilah yang tidak baik buat kesehatan. Emang sih kadarnya sedikit akan tetapi kalau dikonsumsi secara terus-menerus maka akan menimbulkan dampak bagi kesehatan tubuh manusia.

Anak-anak tidak tahu  tentang bahayanya.  tahunya cuma makan, makan, dan makan.  Nah tugas kitalah sebagai orang tua yang memberikan edukasi tentang makanan atau jajanan sehat.

Es, coklat, permen, ciki ciki dan lainnya meskipun enak tapi mengandung bahaya yang tidak kecil. Banyak penyakit yang bermula dari mengonsumsi makanan ringan tersebut. Salah satunya amandel. 

Saya memiliki dua anak yang juga suka dengan jajanan namun saya melakukan peraturan sebagai berikut.

#1
Jajan harus yang bergizi. Tidak boleh sembarangan jenis jajan. 

Ciki-ciki atau permen yang warna-warni itu seringkali saya larang. Nggak boleh  membelinya kalau pembeli maka tidak boleh  sering-sering. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline