Pada pengambilan nomor urut capres dan cawapres tadi malam, ada sebuah hal yang menggelitik. Usai pidato Prabowo, Sandi selaku cawapres nomor urut 2 diberikan kesempatan pidato, sebagai mana KH Ma'ruf Amin diberikan kesempatan membaca do'a oleh Jokowi.
Di penghujung pidato, usai menekankan bahwa pentingnya segera melakukan pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan, Sandi menutup pidato dengan kalimat penutup khas kyai atau santri. Tidak tanggung-tanggung, saya catat ada empat kalimat itu, yakni
Wabillahi Taufiq wal hidayah
Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq
Fastabiqul Khoirot
Billahi fi sabilil Haq
Bagi para kyai dan tokoh, kalimat penutup pada pidato merupakan sebuah ciri dan kekhasan. Bahkan setiap ormas Islam juga punya kekhasan, sesuai nilai perjuangannya. NU punya kekhasan, begitulah pula Muhammadiyah dan lainnya.
Apakah Sandi adalah santri? Sebagai mana yang diributkan sebelum hari ini? Dari Kalimat penutupnya, mengambarkan itu. Walaupun, memang Sandi belum terbukti mondok. Jadi, sekali lagi, apa Sandi seorang santri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H