Lihat ke Halaman Asli

Emansipasi dan Strata Rasa

Diperbarui: 21 April 2019   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

klubwanita.com

Hari Kartini biasa dirayakan dengan berpakaian jadul. tapi selogannya emansipasi. padahal hal ini agak gak nyambung...emansipasi itu kontemporer, mengikuti jaman. manusia selalu memperbarui peradaban mereka sebagai fitrah kemakhkukan. sebagai pembeda dengan Tuhannya. Karena hanga Tuhan yang tidak berubah

Tadi siang saya melihat film Kartini. Dan seperti biasa adegan emansipasi itu ditunjukkan dengan memerdekakan tingkah laku mereka dari perempuan kolot menjadi perempuan yang bebas tertawa cekakakan dan kemerdekaan lain yang dikuar kewajaran perempuan saat itu.

Padahal strata rasa yang dipunyai orang jawa bukanlah feodalis yang selalu dituduhkan. berjalannya bawahan raja jongkok bukanlah karena dia bawahan dan raja atasan. Namun itu buah dari rasa. Rasa menuntun mereka mana yang pantas dilakukan dan mana yang tidak. posisi saya adalah ini dan posisi raja disana. sehingga tingkah laku itu muncul atas dasar rasa itu

Contoh lain rasa adalah seorang istri yang menyiapkan makanan kepada suami. istri menimbang rasanya "saya ini istri cara membahagiakan suami begini". makanan dihidangkan dengan penuh estetika, penuh dengan rasa. sehingga hati suami terbawa arus kebaikan hati istri hingga timbul rasa senang. karena hati mereka terpaut satu sama lain. 

Menghidangkan makan kepada suami bukanlah pekerjaan, bukanlah SOP. bisa saja seorang istri tidak menghidangkan makanan kepada suami. tapi rasa dari diri perempuan itu tak akan pernah terasah. Hal ini juga berlaku untuk laki-laki. selalu menimbang rasa agar terjadi keseimbangan tindakan. tau saat (momentum) dan tau bagaimana harus memposisikan diri

Saat ini perempuan memaknai emansipasi sebagai kemerdekaan seutuhnya. sampai-sampai mengabaikan rasa. begitu juga laki-laki yang selalu menuntut istrinya begini begitu tanpa menimbang rasa.

Bangsa ini akan banjir para pemimpin jika mereka belajar menghidupkan kembali kehidupan dengan rasa yang menyala. urip sing urup. jiwanya terang benerang mengalahkan kegelapan ego.

Habis gelap terbitlah terang....Selamat hariKartini

#21042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline