Lihat ke Halaman Asli

Sunu Purnama

Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

Seminar Budaya, Dharma Pasraman dan Jati Diri

Diperbarui: 30 Maret 2019   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Koleksi Pribadi

" Sebab itu, sebelum datangnya usia tua -- sebelum memasuki usia uzur -- ketika badan sudah melemah, kaki dan tangan pun bergetar tiada henti, dan tiada lagi tenaga untuk berbuat sesuatu; hendaknya selagi masih muda, masih bertenaga, kumpulkan harta sejati berupa perbuatan mulia. Pengertiannya, kemuliaan itu sajalah yang dapat memandu Jiwa dalam perlawatannya setelah kematian, setelah meninggalkan badan."

- Dikutip dari " Sara-Samuccaya " ( Dwipantara Dharma Sastra) karya Anand Krishna

Pada hari Sabtu (30/03/2019) bertempat di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, dengan dihadiri sekitar 150 tamu undangan, dimulai dari jam 08.00- 12.00 WIB diadakan sebuah seminar budaya yang mengambil tema " Dharma Pasraman dan Jati Diri ".

Ada 3 pembicara yang akan memberikan pandangannya terkait tema tersebut. Mereka adalah Bapak Julianus Limbeng, seorang Analis Pranata Sosial dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Lalu ada Guruji Anand Krishna, sebagai seorang Humanis Spiritual serta penulis 180 buku terkait meditasi, yoga dan pengembangan diri.
Dan yang ketiga adalah Bapak Wisnu Bawa Tanaya. Beliau menjabat sebagai Ketua Umum Parisada Hindu Dharma.

Acara seminar budaya dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan sebuah tarian Bali sebagai penanda dimulainya acara seminar budaya yang merupakan kerjasama antara Bank Mandiri dan Yayasan Anand Ashram (www.anandashram.or.id)

Dalam kata sambutannya Bapak Panji Irawan yang mewakili Bank Mandiri menjelaskan tentang kepedulian bank mandiri untuk turut serta aktif mengembangkan Mandiri yang sehat dan bagaimana Mandiri bisa turut berkontribusi bagi bangsa dengan mengadakan acara seperti seminar budaya ini. Pengembangan pengetahuan sangat penting sekali untuk mendukung pencarian jati diri. Diharapkan setiap kita bisa menjadi pembelajar yang tangguh, mandiri yang tangguh yang memahami dan mengenal budaya bangsanya, mengenal jati diri.

Dalam kesempatannya dalam paparan singkatnya, Guruji Anand Krishna menjelaskan tentang "Ashram Dharma and Self Discovery". Beliau menjelaskan tentang modal awal yang dibawa setiap manusia itu sama yaitu Prana, yang terkait dengan napas manusia. Lalu Benih Pikiran (Chitta) dan yang selanjutnya adalah Kala (Waktu).
Seorang bisa menjadi seorang pemimpin yang baik, yang berpikiran jernih kalau pemimpin itu memiliki siklus napas antara 9-12 per menitnya. Karena pikiran dan napas saling terkait erat.
Beliau juga menyoroti tentang pesan penting yang dibawa oleh RigVeda (10:53,6) yang menjelaskan tentang Manur Bhava. Jadilah Manusia!

Dalam pandangan Barat bahwa bayi itu seperti kertas putih yang kosong. Namun menurut pandangan timur, seorang bayi membawa kecenderungan2 yang dibawa dari masa lalu. Ada anak yang bisa memelihara mainannya, ada juga anak yang punya kecenderungan untuk merusak. Disinilah pentingnya pendidikan sejak dini.

Beliau juga menjelaskan tentang kehidupan pendidikan zaman dulu dimana sistem gurukul. Anak didik tinggal dengan seorang guru merupakan sebuah sistem pendidikan yang tepat. Disinilah peran pasraman/ashram/padepokan menjadi sebuah wadah untuk membina dan menempa anak didik tanpa membeda-bedakan. Dan guru yang mengajar itu merupakan mereka yang telah memasuki masa pensiun dan siap mengabdikan waktu dan tenaga demi tujuan mulia, mewujudkan manusia yang memiliki karakter dan mengenal jati dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline