Lihat ke Halaman Asli

Feng Shui Penerimaan Pajak di Tahun Monyet Api

Diperbarui: 9 Februari 2016   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Xin nian kuai le, Gong ci fa cai!

Berdasarkan penanggalan Tionghoa, tahun baru Imlek 2567 baru saja jatuh pada hari Senin, 8 Februari 2016 kemarin. Setelah 60 tahun berlalu, tahun yang mempunyai shio Monyet Api kembali hadir, siap menggebrak sepanjang tahun 2016 ini. Tak pelak, bermacam hong shui atau feng shui 風水 pun bertebaran di berbagai media, seakan sebuah kewajiban yang selalu mengiringinya. Para ahli Feng shui tentu saja juga kebanjiran permintaan untuk mendapatkan ramalan peruntungannya di tahun Monyet Api ini. Baik ramalan tentang kesehatan, jodoh, usaha dan bisnis, hingga ramalan tentang keadaan ekonomi negara. Pertanyaan menggelitik yang timbul tentu adalah: berapa derajatkah kebenaran ramalan dan/atau feng shui itu? Untuk menjawabnya, penulis akan mengajak pembaca untuk menyimak seperti apa ramalan atau feng shui yang beredar di tahun baru kemarin, seiring dengan masuknya tahun Kambing Kayu (tahun 2015), dan apa yang ternyata terjadi di tahun 2015.

Di awal tahun lalu, seorang wanita ahli feng shui mengatakan bahwa pada tahun Kambing Kayu, kondisi ekonomi Indonesia baik, sektor bisnis juga membaik. Namun tidak semuanya, karena tergantung masuk ke dalam elemen apa bisnis tersebut. Bisnis yang mendapat keberuntungan dari tahun kambing Kayu di antaranya adalah bisnis yang mempunyai elemen tanah, seperti bisnis properti bersama turunannya, asuransi, tambang batu bara, pasir dan sejenisnya. Elemen kayu juga mendapatkan keberuntungan pada tahun Kambing Kayu. Bisnis yang mempunyai elemen kayu adalah perkebunan sawit, agrobisnis, seni, desain, arsitek, dan konsultan. Bidang ini bisa baik di awal tahun, pada bulan Februari dan Maret, atau pada akhir tahun sekitar Nopember-Desember.

Seorang suhu juga mengatakan hal yang senada dengan pendapat di atas. Selain sepakat dengan ramalan itu, dikatakannya pula bahwa Kambing Kayu membuat ekonomi lumayan bagus, menguntungkan negara, tapi bagi pengusaha masih sedikit berat, meskipun tidak seberat tahun Kuda Kayu (tahun 2014).

Ramalan kedua pakar feng shui tersebut mengisyaratkan situasi yang menggembirakan pada umumnya.  Terutama pada bisnis yang mempunyai elemen Kayu, Logam dan Tanah. Apakah ramalan berdasarkan fengshui tersebut sejalan dengan ramalan atau proyeksi dari para analis dan berbagai lembaga ekonomi?

Ternyata secara global proyeksinya sejalan. Beberapa lembaga terkait juga memprediksi pasar yang bagus, misalnya bidang properti. Menurut Collers International Indonesia, pasar properti akan positif di semua subsektor. Kemudian Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga optimistis  bahwa penjualan mobil pada 2015 akan relatif sama dengan 2014 atau kisaran 1,2 juta unit.

Bank Dunia, atau World Bank, memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 sebesar  5,2 – 5,6 persen. Di awal tahun 2015, Bank Dunia memprediksikan bahwa negara-negara berkembang akan mulai tumbuh karena rendahnya harga minyak, menguatnya ekonomi Amerika Serikat, dan suku bunga global yang rendah. Selain Bank Dunia, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 berkisar dari angka 5,3 hingga 5,6 persen, dan International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,8 persen yang dikoreksi menjadi 5,1 persen. Sedangkan Bank Indonesia, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 5,4 persen. Menarik bukan?!

Lebih menariknya lagi, di akhir tahun 2014 para analis di Goldman Sachs telah mengeluarkan perkiraan kondisi ekonomi global pada tahun 2015 yang dirangkum dalam Top Ten Market Themes For 2015. Perkiraan yang terkandung di dalamnya antara lain adalah bahwa pada tahun 2015 akan terjadi pemulihan kondisi ekonomi secara besar-besaran dan pasar negara-negara berkembang juga turut membaik. Amerika Serikat akan menjadi pemimpin dalam pemulihan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi di pasar berkembang akan didorong oleh harga minyak dan komoditas yang lebih rendah, sehingga akan memberikan deflasi dan meningkatkan pertumbuhan pasar. Proyeksi-proyeksi yang menggembirakan tentunya.

Dengan berbagai ramalan fengshui dan proyeksi para analis dan lembaga-lembaga kredibel tersebut, seperti apa yang terjadi di tahun 2015 lalu?

Ternyata di sepanjang tahun, ekonomi Indonesia melambat dan dollar sempat melambung tak terbendung. Iklim perekonomian lesu. Harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dan karet (agrobisnis) dan batubara-pun terpuruk, ambrol. Lalu bagaimana nasib bisnis properti? Keadaannya setali tiga uang, seret. Para developer berjuang keras agar produknya tetap bisa diserap pasar. Penjualan dengan cara angsuran kepada developer dengan bunga 0 persen, yang biasanya hanya diberikan 18 bulan paling lama, diulur hingga 36 bahkan 60 bulan dengan hanya membayar uang muka sebesar 1 persen!

Penjualan automotif tahun 2015 pun merosot cukup terjal jika dibanding dengan penjualan tahun 2014. Wholesale (penjualan pabrik ke dealer) hingga Oktober 2015 hanya 853.292 unit. Turun dibandingkan Oktober 2014 dengan 1.037.890 unit. Tak heran, Ford-pun tutup di awal tahun ini. Padahal feng shuinya mengatakan bahwa bisnis yang berunsur Logam, misal bisnis automotif, akan mendapat pengaruh positif di tahun Kambing Kayu. Ternyata semuanya meleset, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 ditutup pada angka 4,7 persen. Sementara pada tahun 2014 tercatat di angka 5,1 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline