Lihat ke Halaman Asli

Nia Nurkhanifah

Mahasiswi | Penulis Lepas

Ribuan Warga India Kena Prank Vaksin Air Garam

Diperbarui: 7 Juli 2021   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kompas

Kasus Covid-19 gelombang kedua di India sangat parah. Kasus warga yang positif Covid-19 mulai meningkat sejak bulan April lalu. Dilansir dari CNN Indonesia (6/7/2021) ribuan warga India menjadi korban prank atau penipuan vaksin Covid-19. Sebanyak 2500 warga India menerima vaksin Covid-19 yang berisi air garam. 

Pihak berwenang setempat telah mengamankan sepuluh orang yang diduga menawarkan vaksin Covid-19 palsu, termasuk 2 dokter di rumah sakit swasta Mumbai. Tutur pejabat senior Departemen Kepolisian Mumbai, Vishal Thakur  "Mereka menggunakan air asin dan menyuntikannya. Di setiap kamp vaksinasi palsu yang mereka punya, mereka melakukan ini." pada Senin (5/7). 

Pihak berwenang sedang menyelidiki cairan yang disuntikkan ke pasien, dugaan tersebut jatuh pada larutan garam. Di Kolkata tenaga medis mengganti vaksin Covid-19 dengan cairan antibiotik. Antibiotik yang dipakai adalah Amikacin yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri (meningitis, radang paru-paru dan infeksi darah). 

Mengutip pihak berwenang setempat, botol yang sudah disita diberi label AstraZeneca dan ditempel cap Covishield di India. Keuntungan yang diraup oleh para pengedar vaksin Covid-19 palsu mencapai US$28 ribu atau Rp405,8 juta. Berdasarkan laporan afiliasi CNN, CNN-News18, belasan pos vaksinasi palsu itu beroperasi sekitar akhir Mei dan awal Juni. Sejauh ini para warga yang sudah divaksin tidak mengeluhkan efek samping dari vaksin Covid-19 yang palsu.

Kini warga India merasa ragu untuk melakukan vaksin karena beredarnya vaksin palsu. Pihak berwenang akan melakukan tes antibodi pada warganya yang sudah mendapatkan vaksin palsu. 

Pihak berwenang dan para pakar epidemologi mempersiapkan untuk gelombang Covid-19 selanjutnya dan mengawasi segala sektor vaksinasi agar tidak terjadi kasus yang sama. "Vaksin palsu bisa diidentifikasi dengan mudah ketika Anda tidak mendapat pesan dari CoWin (aplikasi Corona)," Tutur Lav Agrawal, Wakil Menteri Kesehatan India. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline