Lihat ke Halaman Asli

Sunarwan

Guru Pembelajar

Pemimpin: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai_Koneksi Antar Materi 3.1

Diperbarui: 20 April 2023   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemampuan dalam pengambilan keputusan berbasis nilai, menjadihak penting yang harus dikuasai Guru sebagai seorang pendidik. 

Kita awali tentang filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan  terkait pengambilan keputusan, dapat menyimpukan bahwa : 

1. Ing Ngarso Sung tulodo, di sini seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat yang diberikan kepada bawahannya akan memberikan efek yang baik kepada timnya dan berikan contoh Bagaimana menjadi seorang pemimpin.

2. Ing Madya Mangun Karso, bahwa seorang pemimpin sebelum mengambil keputusan dia harus mau bersinergi berkolaborasi membangun kekuatan di tengah timnya guru-guru ataupun siswa sehingga keputusan yang diambil nanti benar-benar berbobot dan berikan solusi terbaik untuk semuanya.

3. Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin juga berperan mensupport apa-apa yang telah diputuskan bertanggung jawab penuh atas keputusan yang telah dibuat. Serta merubahnya Jika ada hal-hal yang perlu diubah.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?  Seseorang biasanya memutuskan satu hal di dasari oleh banyak aspek,  dan diantara poin yang penting tersebut adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin.  Di mana nilai tersebut pastinya akan berpengaruh terkait dalam prinsip pengambilan keputusan.  Artinya arah keputusan yang dibuat akan saya berumur terhadap nilai yang dimiliki serta prinsip-prinsip keputusan yang diambil tersebut. 

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. coaching adalah sebuah proses pembimbingan, di mana si coachee menjalankan solusinya sendiri atas bimbingan dari coach. Seorang pemimpin akan mendorong orang lain untuk membuat keputusan sendiri atas masalah yang dihadapi atau program yang dijalankan. Jadi pemimpin tidak harus memutuskan semuanya tetapi memutuskan berdasarkan masukan sendiri dari timnya. Pemimpin semacam legitimasi menguatkan memberikan arahan sehingga program atau masalah tersebut dapat dijadikan jalan terbaik atau dapat dijalankan dengan maksimal. Di sinilah pentingnya peran menjadi seorang coach terkait dengan pengambilan keputusan,
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Aspek sosial emosional seorang guru berpengaruh dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika. Di mana biasanya seorang guru lebih mengedepankan sosial, sikap sosialnya dalam menghadapi Dilema etika baik siswa ataupun rekan sejawat. Maka seorang guru harus berimbang dalam mengelola aspek sosial emosionalnya, disandingkan dengan kaidah akademik ataupun peraturan yang berlaku. Sehingga bisa menghasilkan keputusan yang terbaik terkait Dilema etika.
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Selama guru atau orang tersebut komitmen terhadap nilai-nilai positif yang diyakini maka solusi atas moral atau etika masih akan berdasarkan nilai-nilai tersebut. Selain dari faktor pribadi maka lingkungan kerja juga perlu mendukung nilai positif agar menjadi komitmen semua guru.
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Untuk menciptakan keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan positif kondusif dan nyaman. Maka keputusan tersebut harus berdasarkan nilai-nilai yang telah diyakini, berpihak pada kebenaran serta masih mengacu pada peraturan yang ada. Contohnya tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak tetapi acuan nilai positif dan prinsip dalam pengambilan keputusan yang bisa dicek dengan peraturan insya Allah akan membuat semua lebih nyaman dalam menerima keputusan tersebut.
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tantangannya adalah ketika ada Dilema etika terkait dengan rekan sejawat atau guru atau tenaga kependidikan. Di situ perlu komitmen kuat dari pimpinan serta manajemen ataupun guru-guru lainnya. Karena jika terjadi Dilema etika terkait dengan rekan sejawat maka sama-sama sepadan, sebagai seorang pendidik atau tenaga pendidikan. Di sinilah perlunya ketegasan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan terkait nilai etika tersebut.
  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Menurut saya selama keputusan tersebut diambil berdasarkan data serta melihat potensi murid-murid kita, maka pembelajaran akan berjalan dengan baik sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh mereka.
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan dijalankan oleh murid-murid mereka, artinya menjadi bagian dari perjalanan hidup seorang murid yang dapat mewarnai masa depan mereka. Sehingga kita perlu memutuskan yang terbaik untuk mereka karena ini akan dibawa mereka sampai seterusnya.
  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Modul ini menjadi seperti bagian dari puncak materi, karena terkait dengan pengambilan keputusan. Di mana materi-materi sebelumnya adalah sebagai dasar dalam memahami filosofi pembelajaran, menjalankan pembelajaran, memimpin pembelajaran yang berbahaya pada murid. Serta menjadikan guru menjadi agen perubahan bagi murid mereka Sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh murid. Termasuk berbagai metode dalam penanganan Jika ada masalah dengan murid. Dan semua hal tersebut akan berjalan dengan baik apabila seorang pendidik mampu membuat keputusan yang terbaik bagi murid mereka.
  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dilema etika terkait dengan pilihan yang semuanya benar bisa dijalankan, jika bujukan moral terkait hal benar dan salah energi pilihan. 4 Paradigma adalah salah satu pandangan untuk menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan. Begitu juga dengan tiga prinsip pengambil keputusan dan 9 langkahnya menjadi alat agar keputusan yang diambil menjadi hal terbaik.
  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelumnya pernah membuat keputusan terkait dengan situasi moral Dilema. Perbedaannya adalah saya tidak begitu mempertimbangkan hal-hal yang ada di atas baik paradigma prinsip 9 langkah, keputusan yang saya ambil fokus kepada nilai-nilai kebenaran saya yakini dan hal yang menjadi solusi bagi semuanya. Jadi hanya berbeda di alat uji untuk membuat keputusan yang lebih mantap lagi.
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampaknya adalah saya lebih mengetahui, apa hal yang termasuk dilemetika ataupun bujukan moral. Dari sana kita bisa bersikap dengan positif dengan bijak apabila menghadapi kasus tersebut. Serta dalam materi ini kita dibekali untuk berbagai alat uji, atau dasar teori dalam pengambilan keputusan terkait dengan nilai etika ataupun pertunjukan moral tersebut. Materi ini kita lebih baik dalam menghadapi hal-hal kasus Dilema etika moral. Dan pada akhirnya memberikan keputusan yang terbaik bagi sendiri kemudian bagi para murid ataupun sekolah secara umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline