Lihat ke Halaman Asli

sunarto alubys

mengingat-Mu, aku tergerak

Tahun Baru, Momentum Muhasabah Diri

Diperbarui: 6 Januari 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tiba tiba kita berada di pengujung tahun. Gemuruh sorak sorai, bunyi terompet meriuh rendah, dan semarak kembang api mewarnai alam jagat raya. Kita baru saja melewati tahun 2021 dan memasuki tahun 2022. Sejumlah kegiatan, kisah dan peristiwa- peristiwa besar dan kecil telah dilewati. Banyak cerita- cerita menarik, namun tak sedikit juga kisah- kisah sedih yang sudah dialami. Semua itu adalah pelajaran bagi perjalanan hidup ke depan.

Kehadiran Waktu

Waktu terus berjalan, hari terus berganti, bulan tak hentinya berlalu, dan tahun terus bertambah tak pernah terlambat sedikitpun. Waktu ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir, tak akan pernah kembali lagi ke hulu. Kehadirannya benar- benar tidak pernah bisa diulang.

Begitu pentingnya waktu, Allah Swt beberapa kali mengingatkan kepada kita di beberapa surah dalam Alqur’an. Diantaranya walfajri (demi waktu fajar) dalam surah al Fajr. Dimana dalam surah ini Allah memberikan waktu kepada kita manusia untuk digunakan sebanyak banyaknya untuk berpikir, merenung, dan merencanakan apa yang akan dilakukan. Kemudian Wadduha (demi waktu Duha) dalam surah Adduha, Wallaili (demi waktu malam) dalam surah Allail. Lalu dalam surah al Asri, Wal ‘Asri (demi masa), dimana dalam surah ini Allah menegaskan bahwa sungguh manusia dalam keadaan merugi apabila tidak memamfaatkan waktu untuk beriman dan beramal shaleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Cendekiawan muslim sekaligus pendiri pusat studi Alqur’an, Quraish Sihab juga menjelaskan bahwa tiap matahari terbit ada malaikat yang berucap atas nama waktu. "Aku waktu. Aku datang. Tetapi ketahuilah bahwa aku tidak akan kembali lagi." Waktu adalah modal manusia termahal. Jika lalai sedikitpun memamfaatkannya, maka kerugianlah yang akan didapat. Kehilangan materi bisa dicari lagi, ketinggalan ilmu bisa mengulangnya esok hari, tetapi tidak dengan waktu. Sekali waktu terlewati, maka tidak akan pernah kembali.

Pergantian tahun baru adalah momentum muhasabah diri tentang waktu- tentang masa- masa yang telah dilewati selama setahun. Jelas dan pasti berbeda 1 Januari 2021 setahun yang lalu dengan hari 1 Januari 2022. Jika tidak cermat, tentu kesempatan dan peluang tahun lalu tidak akan terulang lagi tahun ini. Itulah sebabnya orang Barat yang orientasinya materi menyebut time is money (waktu adalah uang).

Menjadi Lebih Baik

Peringatan tahun baru seyognyanya  menjadi momen penting bagi kita untuk mengevaluasi diri- intropeksi diri. Sudahkah kita lebih baik dari kemarin? Sudahkah kita lebih baik minggu, bulan bahkan tahun kemarin yang telah berlalu? Imam Gazali dalam Ihya Ulumidin menegaskan hendaknya seseorang mengalokasikan waktu untuk muhasabah diri (intropeksi diri) di pagi dan sore hari. Beliau mengajak kita untuk mengoptimalkan kesempatatan semaksimal mungkin tanpa harus menunggu akhir tahun.

Intropeksi diri menjadi lebih baik kita bisa meniru kehidupan para pedagang yang selalu intropeksi untuk mendapatkan keuntungan atau sekedar mengantisipasi kerugian di setiap penghujung hari, minggu bahkan akhir bulan. 

Mereka begitu cermat dan telaten untuk menghitung untung dan rugi, bagaimana dengan kita? Semoga kita tergolong orang- orang yang baik dan beruntung sebagaimana bunyi hadits Nabi riwayat Al Hakim, "Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka".

Selamat tahun baru 2022..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline