Lihat ke Halaman Asli

sunarto alubys

mengingat-Mu, aku tergerak

Jangan Salahkan Timnas yang Gagal Juara

Diperbarui: 6 Januari 2022   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertandingan final piala AFF 2020 yang mempertemukan Timnas Indonesia dengan Thailand usai sudah dilakoni. Tetapi gemuruh caci maki- kecewa atas kekalahan Indonesia masih heboh di jagat maya. Ada yang memandang sinis kalau Indonesia kalahan (sering kalah), bahkan ada yang menghubungkan sepak bola dengan dunia mistis (dunia perdukunan).ahh.. ada ada saja.

Timnas Indonesia kalah laga final piala AFF bukanlah yang pertama kali. Sepanjang sejarah timnas garuda muda sudah enam kali harus rela bertengger sebagai runner up di final AFF. Kali ini adalah runner up keenam setelah ditaklukan Thainlad dengan agregat 2-6. Timnas Indonesia kalah telak 0-4 pada pertandingan leg pertama. Lalu pada 1 Januari 2022 pertandingan leg kedua tim asuhan Shin Tae Yong (STY) hanya mampu bermain imbang 2-2.

Kegagalan Indonesia menjuarai AFF 2020 sebetulnya tidaklah buruk- buruk banget bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Sebelumnya banyak yang meragukan kekuatan Garuda Muda akan lolos di babak penyisihan grup. Nyatanya tim asuhan Shin Tae Yong (STY) mampu lolos di penyisihan dan keluar sebagai juara grup. Skuat Garuda berhasil menyingkirkan musuh bebuyutan Harimau Malaya dengan skor 4-1, sekaligus menaklukkan tuan rumah di laga semifinal dengan agregat 5-3, dan melaju ke final bertemu Thailand. Kemenangan ini tentu merupakan prestasi baik bagi skuat Garuda. Apalagi rangking timnas sekarang di tangan STY naik 11,3% menjadi rangking 164.

Pertanyaan kenapa timnas kalahan (sering kalah)? atau kenapa Timnas selalu gagal juara khususnya timnas senior?. Untuk menjawab pertanyaan ini kita tidak bisa hanya sekedar melihat permainan timnas pada gelaran final AFF kontra Thailand. Lebih jauh kita harus melihat secara menyeluruh akar masalah dari hulu hingga hilir. PSSI selaku pengelola bertanggung jawab penuh atas berkembang tidaknya sepak bola Indonesia, mulai dari rekrutmen pemain, pelatih, hingga pelaksanaan liga dari berbagai kasta.

Timnas adalah muara dari semua kompetisi. Kualitas permainan timnas bisa dilihat dari perhelatan liga dari semua kompetisi domestik. Berkaca pada Thailand. Thailand sangat kuat pada gelaran piala AFF kemarin karena didukung oleh kompetisi di bawahnya. Skuad gajah putih memiliki kompetisi bagus dan profesional, bahkan kompetisinya bertengger di peringkat teratas di kompetisi tingkat Asia Tenggara. Jadi wajar jika Thailand juara enam kali pada kompetisi tingkat Asean. Bagaimana Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline