Lihat ke Halaman Asli

Sunarto Aloysius

belajar membaca dan menulis

Napak Tilas Mini Cikal Bakal Biara Suster CB Lahat

Diperbarui: 20 Maret 2018   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka 100 tahun suster CB di Indonesia, siswa kelas 9 SMP Santo Yosef Lahat diajak untuk melaksanakan napak tilas di kompleks biara suster CB di Lahat. Kegiatan ini berguna untuk mengembangkan sikap compassion, celebration, competence, conviction, creativity,dan community pada setiap siswa, dengan melihat semangat perjuangan para suster dan kehidupan sehari-hari para suster. 

Siswa juga diperkenalkan berbagai tempat dan tata cara kehidupan para suster seperti tempat berdoa atau kapel, jam doa, ruang makan dan tata cara makan, ruang tidur dan sebagainya. Sembari melihat tempat-tempat bersejarah atau cagar budaya di lingkungan biara para siswa juga diminta memahami cikal bakal berdirinya biara suster CB Lahat, seperti yang saya rangkum berikut ini.

Sr Margareti CB menunjukkan tempat-tempat para suster beraktivitas di biara

 Sejarah berdirinya biara Suster Cinta Kasih Carolus Borromeus (Suster CB) di bumi Seganti Setungguan tidak terlepas dari keinginan Pastor Hogeboom SCJ untuk mendirikan sebuah sekolah dasar di daerah ini, yang kini menjadi SD Santo Yosef Lahat. Pastor Hogeboom SCJ merupakan Biarawan Misionaris yang bertugas di Gereja Katolik Lahat. Waktu itu, sekitar bulan September 1933 pastor Hogeboom SCJ meminta kepada suster CB untuk menangani karya pendidikan, maka Muder Goudentia Brant CB  sebagai pemimpin umum suster CB regio Sumatera meninjau daerah Lahat, lalu meminta kepada pimpinan suster CB di Belanda untuk mengutus dan membuka karya di Sumatera khususnya Lahat.

Maka pada tanggal 21 Mei 1936, bertolaklah suster CB dari negeri Kincir Angin. Pada tanggal 11 Juni 1936, para suster yang akan berkarya di Lahat tiba di pelabuhan Tanjung Periok dengan kapal "SIBAJAK". Selang 3 minggu, tepatnya pada tanggal 3 Juli 1936 ke- empat suster CB tiba di stasiun Lahat dari stasiun Tanjung Karang, suster tersebut adalah Suster Cornelienne CB, Suster Olga Polis CB, Suster Jose V.D Burg CB, dan Suster Wybrecha Prinsen CB. Kedatangan para suster ini disambut oleh umat dan Pastor yang bertugas di Lahat. Karena belum memiliki rumah untuk tinggal, maka para suster diminta untuk tinggal disebuah rumah kosong milik pemerintah kolonial Belanda di pinggir sungai Lematang, kini bernama Jalan Letnan Amir Hamzah dekat dengan SMA Negeri 1 Lahat.

Selama belum memiliki karya pendidikan, sosial, dan kesehatan para suster bekerja membantu warga setempat. Kemudian pada tahun 1938, suster CB membeli sebidang tanah seluas 4 hektar yang sekarang berada di Kelurahan Gunung Gajah. Di atas tanah ini didirikan bangunan sekolah, asrama, biara dan kapel. Pada bulan Maret 1939 barulah para suster pindah ke biara karena pembangunan gedung tersebut selesai.

Saat ini ada 7 orang suster yang berkarya di Lahat, yaitu Suster Cornelio CB sebagai kepala SD Santo Yosef Lahat sekaligus Kepala Yayasan Tarakanita kantor wilayah Lahat, Suster Margareti CB sebagai kepala Klinik Pratama Santo Yosef, Suster Avilla CB sebagai guru dan wakil kepala sekolah bidang humas dan sarpras di SMA Santo Yosef Lahat, Suster Alice CB sebagai pengajar di TK Santo Yosef Lahat, Suster Rainha CB sebagai pemerhati Gereja dan Umat katolik Lahat, serta Suster Sofiani CB dan Suster Agnes CB sebagai suster pendamping di Asrama Putri Maria Goreti.

tempat makan para suster

sumber



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline