Sebagai seorang pendidik di Yayasan Tarakanita terutama sebagai guru Bimbingan dan Konseling, saya dituntut untuk memahami serta menerapkan Pendidikan Karakter Tarakanita. Pendidikan Karakter Tarakanita merupakan ciri khas Tarakanita yang bermuara dari semangat spiritualitas Carolus Borromeus. Konsep umum Pendidikan Tarakanita, yaitu pendidik yang berkarakter harus menjadi role model (Bambang Sudarmono).
Artinya, peserta didik akan lebih mudah mengingat lewat apa yang dilihat dari perilaku orang-orang yang menjadi panutan daripada yang dikatakan. Ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Dimana modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Pendidikan Tarakanita ditujukan untuk membimbing, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh, dewasa, bebas dan mandiri serta bermanfaat bagi masyarakat.
Menjadi pendidik di Tarakanita maka saya ingin mengulas bagaimana pendidikan karakter dalam konteks Tarakanita. Pendidikan karakter harus berakar dan berangkat dari semangat "cinta kasih tanpa syarat yang berbelarasa". Semua peserta didik harus mengalami secara langsung CINTA KASIH sejak mereka memasuki gerbang sekolah, koridor, kelas, disetiap berinteraksi dengan guru maupun interaksi antar peserta didik itu sendiri. Terlihat sederhana namun sangat menetes di dalam hati peserta didik.
Lalu pertanyaannya, bagaimana hal tersebut dipelajari dan dipraktikkan? Seluruh guru dan karyawan Tarakanita menghidupi nilai "cinta kasih tanpa syarat" yang kelihatan melalui sorotan mata, nada suara, bahasa tubuh, ketika bersalaman, ketika saling berkomunikasi, ketika mengajar, dan ketika memberikan bimbingan pribadi pada setiap peserta didik. Perilaku-perilaku berkarakter tersebut menjadi pola pembiasaan dalam proses belajar mengajar di kelas dan berbagai kegiatan peserta didik terus menerus tanpa henti. (Buku Peserta Didik Pendidikan Karakter Tarakanita)
Cc5 Plusmerupakan roh dari Pendidikan Karakter Tarakanita. Cc5terdiri dari:
- Compassion, yang diwujudkan melalui sikap peduli, solider dan rela berbagi dengan mereka yang lemah, miskin, menderita, dan tersisih tanpa membeda-bedakan sebagai sesama ciptaan Allah.
- Celebration, dicapai dengan sikap rendah hati mensyukuri hidup yang diselenggarakan serta mengandalkan campur tangan Tuhan dalam seluruh hidupnya. Nilai Celebration yang perlu dibangun adalah kegembiraan menghadapi realitas, berpikir positif dan optimis.
- Competenceadalah suatu kesanggupan dan usaha tak kenal lelah yang memiliki kecakapan, kecerdasan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Nilai Competence yang perlu dibangun adalah kemandirian belajar dan sikap ilmiah.
- Conviction adalah orang yang belajar untuk menghayati prinsip-prinsip kehidupan dengan keteguhan dan berusaha untuk melaksanakan secara konsisten di dalam segala aspek kehidupan.
- Creativityadalah kemampuan seseorang untuk berdaya cipta, yaitu kemampuan memasukkan hal-hal baru yang eksploratif dalam hal penjelajahan alam pikir untuk menambah pengetahuan sebanyak mungkin.
- Community.Nilai Community yang perlu dibangun adalah perhatian, penghargaan, dukungan, ramah, sopan, lemah lembut, penerimaan, persahabatan, keterbukaan, nyaman dan aman, keterlibatan, musyawarah dan rekonsiliasi.
Plus KPKC (Cc5 Plus) :
- Keadilan.Menegakkan keadilan berarti menegakkan dan membela martabat manusia. Oleh karena itu, perlu dibangun relasi untuk saling menghormati hak-hak diri sendiri, sesama dan ciptaan Tuhan.
- Perdamaian. Terjadi karena adanya relasi yang harmonis antara sesuatu yang dirindukan manusia, bahkan oleh Tuhan sendiri yaitu bersatunya manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan.
- Keutuhan Ciptaan, diartikan suasana hidup yang diwarnai oleh kesatu-paduan yang menyeluruh dari semua ciptaan Tuhan, hidup bersama di alam semesta sebagai saudara-saudari satu sama lain.
Plus Disiplin dan Jujur (Cc5 Plus)
- Disiplin. Tujuan disiplin agar terjadi keteraturan dalam hidup manusia sehingga dengan mudah mencapai tujuan.
- Jujur adalah sikap, keterarahan hati untuk berperilaku, berkata sesuai dengan yang sebenarnya. Orang yang jujur tidak mau menerima apa yang bukan menjadi haknya, namun mampu memberi apa yang menjadi hak orang lain. Dengan kejujuran, orang membangun integritas dirinya, tidak pernah terombang-ambing situasi karena dirinya telah menemukan keteguhan untuk menuruti hati nuraninya bukan perasaan.
Dengan nilai-nilai ke-Tarakanita-an itu, sekolah-sekolah Tarakanita diharapkan menjadi pioner dalam melahirkan manusia yang berkarakter baik , terkhusus SMP Santo Yosef Lahat.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H