Berguru apapun jangan hanya mengandalkan google, akibatnya akan tersesat dan berbahaya.Apalagi berguru tentang agama, karena jika hanya berdasarkan kata kunci tertentu maka urutan yang muncul adalah yang paling sering diakses, bukan yang paling benar, shahih atau ilmiah. Beberapa kengawuran itu juga sering sekali terjadi di kumpulan resep masakan, resep obat dan tindakan tertentu. Tidak hanya di google, timeline fesbuk juga telah banyak menyesatkan dengan berita-berita hoax. Kampanye bodoh anti imunisasi sampai anjuran menggunakan tanaman tertentu untuk obat tradisional berdampak luar biasa. Saya kadang hanya geleng kepala dan heran ketika ada postingan seperti itu, seolah tak ada bedanya antara obat modern, obat herbal dan tanamana jamu. Jadi sebelum mempercayai resep tertentu alangkah baiknya mencari kompetensi sosos penulisnya, siapa tahu cuma blogger yang sedang meningkatkan jumlah penngunjung dengan berita heboh agar blog dia di-klik.
Satu contoh, berdasar cerita banyak yang tahu jika getah jarak pagar ada kaitannya dengan obat sakit gigi, dengan mengetik kata kunci itu akan muncul tulisan tentang khasiat getah jarak pagar untuk obat sakit gigi, dan kita akan percaya begitu saja karena banyaknya link yang menuliskan sama. Kesimpulan kita mungkin akan seperti itu. Kemudian kita praktekkan ketika kebetulan sakit gigi, dan mungkin akan sembuh dengan cepat. Namun beberapa tahun kemudian gigi kita akan hancur karena khasiat dari getah tersebut yang juga mampu mengeroposkan gigi dalam waktu yang sangat cepat. Kata dokter gigi yang juga kompasianer, banyak pasien usia belasan yang giginya keropos karena pernah menggunakan jarak pagar untuk obat sakit gigi. Tulisan lengkap beliau ada di sini. Jadi, belajar apapun tak bisa hanya dengan mengandalkan google, menurut artikel ilmiah referensinya harus jelas dan terpercaya. Atau kita akan tersesat dalam banyak kesesatan yang nyata. Tak hanya dalam agama.
Jadi, mari belajar yang benar, mencari guru yang benar dan juga menyebarkan berita yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H