Lihat ke Halaman Asli

masunardi

TERVERIFIKASI

Dosen

Nama Islami membawa masalah?!

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14116234181056284941

Beberapa minggu terakhir media massa dan media sosial dihebohkan oleh carut marut beasiswa Luar Negeri DIKTI.   Mulai dari ketidakberesan pengurusan berkas, keterlambatan pencairan dan segenap permasalahan yang lain.    Meskipun sampai sekarang belum beres semua alias belum seluruh beasiswa tersebut berhasil dicairkan, termasuk saya,  tetapi kemajuan yang cukup baik sudah terjadi di DIKTI.  Minimal ada usaha dari DIKTI untuk memproses pencairan tersebut dengan lebih cepat .

Namun ada kendala lain selain kinerja DIKTI.  Permasalahan baru yang sebenarnya lama karena hampir setiap tahun terjadi dalam beberapa kasus terlambatnya beasiswa, yaitu masalah nama karya siswa.  NAMA ISLAMI adalah masalah bagi karya siswa.  Lebih spesifik nama yang berkonotasi dengan ISLAM banyak yang terkendala dalam hal pencairan beasiswa karena terdaftar dalam OFAC (Office of Foreign Assets Control) yaitu suatu institusi bagian dari system administrasi keuangan dibawah pemerintahan USA yang salah satu tugasnya adalah mengawasi lalu-lintas transaksi keuangan dan lingkungan sekitar itu.

Beberapa karya siswa dengan beasiswa DIKTIER yang memiliki nama ISLAMI misalnya mengandung unsur Muhammad atau Ahmad misalnya, banyak sekali yang tidak bisa dikirimi uang beasiswa alias rejected karena terfilter oleh list OFAC tersebut.  Anehnya, banyak dari kawan kami yang berasal dari negara Timur Tengah misalnya Mesir, Arab Saudi atau bahkan Malaysia yang notabene namanya juga sangat Islami tak pernah mengalami hal tersebut.  Mungkin pemerintah USA memang sudah memandang Islam di Indonesia adalah Islam radikal melebihi Timur Tengah hanya karena beberapa pelaku terorisme berasal dari negara kita.  Atau mungkin itu cara Amerika untuk berusaha mendiskreditan umat Islam di Indonesia?

Akh..asumsi yang sebenarnya sangat mengada-ada dari OFAC maupun pihak yang phobia dengan Islam.  Hanya sekedar nama malah menjadi momok dan masalah tambahan bagi kami yang sedang di luar negeri.   Padahal bagi kita nama adalah doa.   Haruskah berganti nama jika mau pergi ke luar negeri? Atau apakah kredibilitas pemerintah Indonesia diragukan dalam hal-hal seperti itu karena banyaknya kasus terorisme atau kesan radikalisme dari umat Islam Indonesia?  Yang jelas seorang teman diktier dengan unsur yang mempunyai  nama Muhammad XXXXX beberapa hari yang lalu mengirim imel ke DIKTI tentang beasiswanya ayng tak kunjung mencair, dan jawabannya adalah dimungkinkan namanya masuk dalam daftar OFAC sebagai orang yang bisa jadi dicurigai berhubungan dengan teroris, tanpa pernah melihat siapa pengirim dan untuk apa uang dari Indonesia tersebut dikirimkan.  Berikut ini status kawan saya tersebut:

Tetapi mungkin memang kesan Islam Radikal telah melekat erat dengan muslim Indonesia, hal tersebut juga ditangkap oleh seorang kawan asli Jepang yang beberapa hari yang lalu main ke apato kami dan menanyakan beberapa hal tentang Indonesia karena yang bersangkutan akan pergi ke Indonesia bulan depan.  Karena kebetulan yang bersangkutan akan pergi ke daerah Rembang, Jawa Tengah yang memang terkenal dengan basis Islam dengan dukungan beberapa pondok pesantren.  Dia langsung menanyakan tentang bagaimana Islam di Indonesia?  Apakah banyak teroris? Al Qaeda?  Hmm…kami harus pelan-pelan menjelaskan bahwa Islam di Indonesia tidak seperti itu.  Islam kami adalah Islam penuh kedamaian .  Islam yang rahmatan lil alamin.  Kalau ada yang aneh-aneh itu cuma segelintir oknum.   FPI pun bukan organisasi massa yang besar seperti halnya NU atau Muhammadiya.   Syukurlah orang Jepang itu paham dan tidak takut lagi ke Indonesia.  Hmm...semoga...







BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline