Lihat ke Halaman Asli

Nabi Muhammad saw Dihina Lagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sunan Gunung Djati-Saya kaget bin reuwas. Saya geram dan marah. Namun, sayang itu hanya terbenam dalam hati. Tidak bisa dikeluarkan karena memang setelah dipikir: kemarahanku tidak akan mengubah sebuah fenomena.

Hanya sebuah emosi yang meledak-ledak semata ketika mata tertuju pada sebuah berita pada harian umum republika.co.id tentang grup facebook (FB) yang menghina junjunganku, Muhammad saw.

Pada berita itu diterangkan bahwa pada wall grup tertulis kalimat yang menghina danya menyamakan sosok Muhammad saw dengan binatang. (YA ALLAH, LAKNATLAH SI PENULIS DI GRUP FB TERSEBUT, TERMASUK MEREKA YANG MENYETUJUINYA!! Amiin…) Bahkan, yang paling mengagetkan adalah alamat si pemilik grup FB tersebut di Makkah—yang notabene salah satu Kota Suci Islam.

Saya tidak habis pikir, di negeri kelahiran Islam sendiri ternyata bercokol musuh Islam. Bukankah di sana ada Sang Raja dan ulama-ulama Islam yang seharusnya menjadi penjaga Islam dari berbagai penistaan dan penghinaan? Tampaknya harus segera dikeluarkan memori yang tertanam dalam benak saya tentang indah dan sakralnya Kota Makkah. Kenapa bisa sampai terjadi ya?

Ah, bukankah negeri Arab juga sebenarnya yang kadang membuat bangsa kita geram? Kita tahu sendiri banyak TKW kita yang pulang tinggal nama dan jasad serta perut buncit karena diperkosa. Bahkan, perilaku keji orang Arab terhadap bangsa kita menginspirasi Tasaro GK menulis novel yang berjudul “Galaksi Kinanthi”; sebuah novel yang mampu mengeluarkan air mata.

Ah, memang sejarah juga bicara demikian. Pada awal abad dua puluh dikabarkan bahwa kuburan Nabi Muhammad saw pun sempat hendak dipugar dengan alasan banyak kemusyrikan terjadi pada tempat tersebut. Rumah tempat kelahiran Muhammad saw pun hingga kini tidak pernah dipelihara; dindingnya banyak dicorat coret dan bangunannya pun kusam serta tidak terawat. Kabarnya dijadikan perpustakaan, tetapi ketika salah seorang ustadz saya umrah dan haji beberapa kali rumah tersebut ditutup terus. Coba kalau melihat tempat kelahiran Isa Al-Masih di Betlehem, sampai sekarang terawat dan menjadi objek wisata rohani.

Memang soal penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw bukan kali yang pertama. Dalam dunia perbukuan, banyak sekali karya tulis dari orang-orang Barat yang menghina sosok Muhammad saw. Bahkan ditulis oleh orang yang katanya berasal dari negeri Islam. Salman Rusdie. Dialah penulis Satanic Verses, yang menggambarkan Muhammad sebagai pemabuk, berpenyakitan, dan senang main perempuan.

Syarqawi dalam novel yang kini sudah diterjemahkan dan terbit di Indonesia dengan judul: Muhammad: The Messenger, pun tidak kalah dahsyat. Dalam novelnya, ia dengan licah dan halus menyangkal kenabian Muhammad saw dari Allah; dengan menggambarkan bahwa mimpi-mimpi Muhammad yang menjadi sumber risalah dan kenabian Muhammad bukan karena wahyu, tetapi karena optimalisasi dan obsesi dia untuk menjadi manusia nomor satu.

Pantas kalau almarhum Imam Khomeini, pemimpin tertinggi Republika Islam Iran, mengeluarkan fatwa mati terhadap Salman Rusdie. Namun sayang fatwa teresebut tidak muncul di negeri-negeri Islam yang katanya pecinta Sunnah Nabi.

Belum lagi pada tahun-tahun belakangan muncul kartun-kartun Nabi yang menghina. Hanya Republika Islam Iran yang memberikan respons dengan menggelar lomba pembuatan kartun kebejadan dan keganasan Barat.

Apa yang dilakukan negeri kita? Anda sendiri yang tahu! ”_” [AHMAD SAHIDIN]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline