Lihat ke Halaman Asli

Rayagung: Bulan Naik Haji

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sunan Gunung Djati-Bulan Dzulhijjah pada masyarakat Sunda Jawa Barat dikenal dengan nama Bulan Rayagung selain Bulan Haji

Penamaan bulan Rayagung nampaknya diambil dari kata ’hari raya yang agung’ atau hari raya besar, karena memang pada bulan ini umat Islam selain merayakan Hari Raya Iedul Adha juga bulan berangkat berhaji ke tanah suci Mekkah dan Medinah.

Pada bulan ini, kampung-kampung di pedesaan masyarakat Sunda diramaikan dengan banyaknya pasangan pengantin yang menikah dengan harapan mengambil moment yang agung di bulan Rayagung.

Berbeda dengan bulan Zulkaedah yang terkenal dengan sebutan ’Bulan Hapit’ dimana sangat sedikit masyarakat Sunda yang melaksanakan pesta hajatan, baik pernikahan maupun khitanan.

Bulan ’Hapit’ nampaknya diambil dari kata ’terjepit’ karena memang bulan ini berada diantara dua bulan yang berisi hari raya besar yaitu Iedul Fitri (bulan Syawwal) dan Iedul Adha (Dzulhijjah). Bulan terjepit ini dipandang kurang baik untuk acara-acara besar seperti pernikahan dan khitanan.

Bulan Dzulhijjah dianggap ’Agung’ dan terhormat karena dalam tradisi masyarakat Sunda orang yang sudah naik haji, yang tentunya dilaksanakan pada bulan Rayagung, dipandang sebagai orang yang lebih terhormat dibandingkan anggota masyarakat lainnya yang belum berhaji.

Tradisi menganggap status sosial orang yang sudah naik haji lebih tinggi nampaknya bukan hanya ada dalam tradisi Sunda bahkan masyarakat lainnya di Indonesia.

Tak heran kalau sebutan ’Pak Haji dan Bu Haji’ menjadi cukup sakral dan mempunyai makna prestise tersendiri bagi anggota masyarakat yang menyandangnya.

Karenanya, orang-orang di kampung sangat antusias untuk bisa berangkat haji.

Selain termotivasi untuk ibadah menyempurnakan rukun Islam yang kelima, berangkat haji secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap status sosial di kampung bagi orang yang menunaikannya.

Tak heran kalau berangkat ke Mekkah, menjadi impian bagi orang-orang di kampung. Mereka tak segan-segan untuk menabung bertahun-tahun supaya mampu membayar ongkos naik haji yang nilainya puluhan juta itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline