Lihat ke Halaman Asli

Sunandar Umar

Seorang Ayah yang belajar menulis

Menengok Ribuan Kelelawar Hidup Damai di Jantung Kota Watansoppeng

Diperbarui: 13 Maret 2020   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Kalong menjadi Icon Kab. Soppeng (Foto: Koleksi Pribadi)

Watansoppeng merupakan ibukota Kabupaten Soppeng, terletak sekitar 150 km dari Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Watansoppeng adalah sebuah ibukota yang tidak otonom, karena masih menjadi bagian Kabupaten Soppeng sebagai pusat pemerintahan. 

Secara administratif Kota Watansoppeng termasuk dalam wilayah Kecamatan Lalabata, yang terdiri atas lima kelurahan, yaitu: Kelurahan Bila, Kelurahan Lalabata Rilau, Kelurahan Botto, Kelurahan Lapayung, serta Kelurahan Lemba.

Ketika melakukan perjalanan ke Watansoppeng, saat memasuki pusat kota Watansoppeng, bau menyengat menusuk hidung. Tapi itulah ciri khas Kota Watansoppeng. Bau menyengat itu berasal dari kotoran binatang yang beraktifitas di malam hari, yaitu kelelawar. Meski begitu, warga setempat tidak merasa terganggu dengan bau tersebut. Terlebih lagi sampai hendak mengusir kawanan kelelawar tersebut. 

Ribuan kelelawar bergelantungan di atas pohon saat siang hari (Foto: Liputan6.com)

Merebaknya virus baru corona atau Covid-19, kelelawar menjadi perhatian dunia saat ini. Hal ini disebabkan oleh temuan ilmuan China yang menyebut bahwa virus baru tersebut berasal dari hewan nocturnal tersebut. Olehnya, hampir semua negara di dunia menjadi waspada. 

Namun, tentu saja berbeda dengan masyarakat Watansoppeng. Di kota kecil tersebut warga dengan kelelawar hidup berdampingan secara damai, sama sekali tidak ada kekwatiran akan wabah virus corona. Hampir semua warga menjalani hari-hari dengan baik-baik saja.

Aktifitas kelelawar merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Watansoppeng yang tak bisa terpisahkan. Masyarakat Watansoppeng meyakini bahwa kelelawar tersebut datang dengan sendirinya. Mereka menganggap keberadaan kelewar ini sebagai penjaga Kota Watansoppeng, dan menjadi pertanda akan adanya kejadian baik atau buruk di kota tersebut.

Dari cerita turun-temurun di kalangan masyarakat Watansoppeng, jika kelelawar tersebut pergi lalu tak kembali lagi, masyarakat menganggap ada bencana yang bakal menimpa warga kota yang dikenal sebagai kota kelelawar itu. Sebaliknya, jika ribuan kelelawar tersebut terus berada di Kota Watansoppeng, hal itu dianggap sebagai kabar baik karena warga Watansoppeng bakal terjaga dari segala marabahaya. 

Suasana Kota Watansoppeng sangat indah kala sang surya akan tenggelam menuju peraduannya, tergantikan dengan datangnya rembulan. Dan ribuan kelelawar yang memulai aktifitas malam hari beterbangan menutupi awan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline