Lihat ke Halaman Asli

Sunan Amiruddin D Falah

TERVERIFIKASI

Staf Administrasi

5 Hal Ini yang Bisa Membuat Remaja Jompo, Bukan Waktu dan Jarak Tempuh

Diperbarui: 17 Desember 2024   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi remaja jompo | Freepik/stockking

Bagi warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang bekerja atau berkuliah di Jakarta, waktu dan jarak tempuh memang seringkali menjadi kendala tersendiri. Mulai dari bangun pagi yang harus dijadwal, bekal yang harus dipersiapkan, pemilihan moda transportasi, akses jalan tercepat dan lainnya. 

Kota-kota penyangga Jakarta dengan segala hiruk-pikuk aktivitasnya menjadi cerita kota satelit bagi setiap warganya. Terutama ketika memulai hari di waktu pagi dan mengakhirinya di sore menjelang malam. Setiap orang mempunyai ceritanya masing-masing. Ada yang menarik, ada cerita gembira, semangat, menginspirasi, sedih, kecewa, putus asa dan lain sebagainya. 

Belakangan, terdapat banyak keluhan dari cerita-cerita mereka di perjalanan. Perkara kemacetan, polusi udara, moda transportasi, harga bensin, ongkos hingga keluhan yang mengarah pada daya tahan fisik. Keluhan terakhir inilah yang sekarang tengah menjadi sorotan publik dan viral di media sosial.

Dengan menarasikan istilah "remaja jompo" untuk merujuk pada remaja yang mudah mengalami kelelahan, pegal, sakit punggung dan pinggang, badan lemas, serta sering pusing-pusing, mereka menilai bahwa fenomena remaja jompo merupakan akibat dari aktivitas sehari-hari dalam perjalanan pergi-pulang, yang ditempuh dalam waktu dan jarak berlebih oleh sebagian besar warga kota satelit. Apakah benar demikian?

Jawaban sederhananya cenderung "tidak". Aktivitas rutin dalam perjalanan pergi-pulang yang ditempuh dengan waktu antara 1 jam-3 jam dengan jarak yang cukup jauh atau jauh sekalipun seharusnya tidak atau belum terlalu berdampak ke fisik remaja, bila merujuk usia remaja adalah 12-24 tahun atau 15-25 tahun. 

Apalagi bila aktivitas itu dilakukan dengan menggunakan transportasi motor atau mobil pribadi, bus umum, kereta api atau transportasi online. Narasi remaja jompo karena waktu dan jarak tempuh perjalanan pergi-pulang merupakan keluhan yang sebenarnya ditimbulkan oleh dampak-dampak psikologis dalam perjalanan, aktivitas sebelumnya dan kebiasaan yang tidak sehat.

Sejak dulu, seputar cerita kota satelit tentang warga yang sering pergi-pulang untuk aktivitas kerja dan kuliah sudah ada. Tetapi tak ada keluhan dari mereka tentang daya tahan tubuh atau kelelahan terutama bagi generasi remaja, yang kini dinarasikan sebagai remaja jompo. 

Sebab aktivitas keseharian remaja masa lalu umumnya dibarengi dengan istirahat yang cukup, olah raga, aktifitas gerak melalui banyak permainan tradisional yang mengutamakan gerak tubuh, asupan yang cenderung belum terkontaminasi sehingga kandungan nilai gizi terserap ke dalam tubuh.

Selain itu, persentase beban psikis dan mental akibat tekanan kondisi lingkungan dan ekonomi global yang masih terbilang di bawah ambang, termasuk jalur tempuh yang cenderung ramai lancar atau tidak macet, udara bersih dan naik angkutan umum yang tak seantre sekarang atau berebutan, serta tentunya belum terpapar internet, membuat fisik remaja tempo dulu baik-baik saja. 

Artinya, fakta-fakta itu hendak menunjukkan bahwa narasi remaja jompo sama sekali bukan akibat dari lamanya waktu di perjalanan atau jarak tempuhnya, melainkan ada 5 (lima) hal yang bisa membuat remaja menjadi jompo, yaitu kebiasaan-kebiasaan buruk atau kebiasaan tak sehat berikut ini:     

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline