Di era digital seperti sekarang, ketika informasi bergulir sedemikian cepat, kita tak bisa lagi mengandalkan cara baca biasa jika tak mau ketinggalan. Kita membutuhkan teknik membaca cepat. Membaca cepat sendiri dapat diartikan sebagai sistem membaca yang menggunakan kecepatan tanpa mengabaikan pemahaman dari isi bacaan.
Dengan teknik membaca cepat (speed reading) dengan sendirinya kita akan mampu mengatasi zoning out. Sebab orang yang hanya membaca dengan cepat tanpa memahami isi bacaan belum bisa dinilai sebagai pembaca cepat. Memahami isi bacaan lewat membaca cepat sangat dibutuhkan daya konsentrasi tinggi. Sehingga pikiran yang bisa saja akan mengembara kemana-mana (zoning out) secara otomatis sudah dibatalkan dengan sendirinya.
Tetapi teknik membaca cepat tidak mudah dikuasai oleh setiap orang bahkan oleh 'kutu buku' sekalipun. Karena teknik membaca cepat mempunyai banyak kaidah yang harus dipelajari, ditekuni dan dilatih. Secara teknis kecepatan membaca dapat diukur melalui rumusan antara lain:
1. Rumus kecepatan membaca; KPM = JK/tM dan KPM = JK x 60/tD
KPM: Kecepatan membaca per menit, JK: Jumlah kata yang dibaca, tM: Waktu tempuh baca dalam satuan menit, tD: Waktu tempuh baca dalam satuan detik
2. Rumus pemahaman isi bacaan (PIB); PIB = B/SM x 100%
PIB: Pemahaman isi bacaan, B: Skor bobot perolehan tes yang dijawab dengan benar, SM: Skor maksimal
3. Rumus kecepatan efektif membaca (KEM); JK/tM x B/SM
KEM: Kecepatan efektif membaca, JK: Jumlah kata yang dibaca, tM: Waktu tempuh baca dalam satuan menit, B: Skor bobot perolehan tes yang dijawab dengan benar, SM: Skor maksimal
Berdasarkan rumusan di atas, kemampuan membaca cepat seseorang dapat diuji tingkat kecepatannya, pemahamannya dan efektifitasnya serta tentunya hasil masing-masing orang akan berbeda. Jika hasilnya maksimal maka dapat dipastikan bahwa pembaca yang menerapkan teknik membaca cepat akan terhindar dari zoning out.