Lihat ke Halaman Asli

Sunan Amiruddin D Falah

TERVERIFIKASI

Staf Administrasi

Berpikir Sains

Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: iStockphoto/iLexx/kompas.com

"Forgive but not forget" sekilas mudah diucapkan. Sebuah penerapan sifat dengan respon memaafkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya, merupakan bagian dari cara mengelola emosional manusia akibat rasa kecewa atau luka hati, yang bisa saja mudah memaafkan lalu melupakan. Tetapi faktanya tidak demikian, mengapa?

Sebab sains bisa membuktikan bahwa memaafkan yang mudah dikatakan tidak semudah proses melupakan. Ketika seseorang belajar, di berbagai bagian otaknya terbentuk pola koneksi baru antara sel engram, seperti diungkap dalam jurnal penelitian yang diterbitkan Current Biology dilansir dari earth.com oleh kompas.com, Senin (27/11/2023).

Dr. Tomas Ryan dari Trinity College Dublin memimpin penelitian ini untuk memahami bagaimana pengalaman dapat mengubah neuron seseorang, memungkinkan pembentukan kenangan baru. Kunci dari proses ini adalah identifikasi sel engram yang merupakan perubahan di otak yang menyimpan memori. 

Peneliti lainnya di laboratorium Ryan, Clara Ortega-de San Luis, menjelaskan mengenai sel engram memori merupakan kelompok sel otak yang ketika diaktifkan oleh pengalaman tertentu akan mengubah dirinya untuk menyimpan informasi di otak. 

Sel engram memori adalah kelompok sel otak yang diaktifkan oleh pengalaman tertentu, mengubah dirinya untuk menyimpan informasi di otak seseorang. 

Hasil penelitian Dr. Tomas Ryan dan Clara Ortega-de San Luis merupakan bagian dari cara berpikir sains, yang menunjukkan bahwa segala peristiwa yang melibatkan emosi, baik positif maupun negatif, selain berperan penting dalam pembentukan ingatan juga memiliki media penyimpan dalam beberapa bagian otak. 

Terutama di bagian hippocampus, yang berbentuk sepasang dan berada di dalam otak seperti kuda laut, dikutip dari Live Science, Senin (27/11/2023).

Maka didasarkan atas pembuktian sains, melupakan jelas tidak semudah mengatakan kata maaf. Karena segenap peristiwa yang kemudian tersimpan di otak sebagai kenangan akan menjadi bagian dari kapasitas akal budi.

Seperti karakteristik virus hayati di dalam tubuh manusia ketika diberi vaksin, memori hanya akan mengendap, tersembunyi, tersimpan atau menjadi nonaktif di akalbudi, dan apabila bertemu pemicunya ia akan aktif atau ingatan yang tersimpan kembali mengemuka. 

Ada sebuah semboyan terkenal yang diucapkan oleh Presiden Soekarno dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966, yaitu "Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah" atau disingkat "Jas Merah". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline