Tidak ada yang salah memanfaatkan pakaian dan memadupadankan pakaian-pakaian yang sudah ada dengan berbagai kreasi fesyen agar terlihat baru dan bagus dipakai saat lebaran. Asal hasil kreasi baju lamanya tidak terlihat seperti baju tambal sumbal. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah, apakah dengan memanfaatkan dan memadupadankan pakaian-pakaian yang sudah ada untuk dipakai lebaran membuat hati kita senang?
Kalau maksud dan tujuannya untuk berhemat, apa iya untuk waktu setahun penuh kita bisa melakukan penghematan, di hari Fitri yang penuh kemenangan masih juga ingin melakukan itu? Ah! Jangan-jangan konsep frugal living yang diterapkan sebenarnya berlebihan jika tak mau dibilang pelit, koret, modet, kikir, bakhil, lokek, kedekut, kerekot, pantang kuning dan semua yang sekufu dengannya. Apa karena harga pakaian baru sekarang mahal-mahal?
Iya harga pakaian baru sekarang memang mahal-mahal. Tapi itu untuk pakaian-pakaian sekelas butik dan pakaian dengan merek-merek yang sudah ternama. Di era belanja serba live streaming seperti saat ini, pakaian-pakaian dengan kualitas bagus dan dengan harga yang cukup terjangkau banyak dijual serta mudah didapat. Jadi soal mahalnya harga pakaian juga bukan alasan untuk tidak memakai pakaian baru di hari lebaran. Memangnya pakaian baru di hari Raya Idul Fitri suatu keharusan? Bagaimana bila keuangan tidak mendukung?
Dinukil dari Kompas.com, tradisi membeli baju lebaran resmi tercatat muncul sejak abad ke-16 sebelum Tanah Air bernama Indonesia. Tradisi baju baru saat lebaran tertulis dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, yang menjelaskan bahwa tradisi baju baru dimulai sejak tahun 1596 di masa Kesultanan Banten. Apa ada aturan hukum yang mendasari berlebaran pakai baju baru?
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram @ustad.khalidbasalamah, dikutip Viva, Sabtu 30 Maret 2024, ustad Khalid Basalamah berucap, "Saudaraku seiman, menggunakan baju baru, menampakkan kegembiraan di hari raya, itu adalah bagian daripada sunnah Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam ."
Beranjak dari sunnah Nabi yang merujuk pada menunjukkan kegembiraan di hari raya, maka menggunakan pakaian baru di hari lebaran merupakan bagian dari cara umat untuk mengikuti atau meneladani setiap ucap dan perbuatan Nabi, yang mengarahkan makna pakaian baru di hari lebaran sebagai simbolisasi berikut ini:
Simbol Kesucian
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Agus Aris Munandar, menjelaskan pakaian yang dipakai saat Idul Fitri merupakan simbol kesucian. "Awalnya harus memakai baju, sarung, atau mukena bersih pada waktu shalat Idul Fitri. Itu simbol umat Islam yang kembali fitri setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan", jelasnya pada kompas.com, Senin (10/4/2023).
Simbol Kemenangan
Selain sebagai simbol kesucian, sesudah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dengan segenap kesabaran, cobaan dalam menahan lapar, haus dan hawa nafsu, di hari Idul Fitri umat Islam merayakan kemenangan atas perjuangannya dengan cara memakai pakaian baru, menyiapkan kue-kue dan berbagai makanan.