Hasil quick count alias hitung cepat di berbagai media dan platform digital menunjukkan angka tertinggi di atas 50% konsisten diraih oleh paslon Prabowo-Gibran.
Perbedaan selisih angka dengan dua paslon lainnya cukup jauh. Hal ini mengingatkan kita pada pemilu 2009 ketika presiden Soesilo Bambang Yudoyono (SBY) menang 1 putaran dengan raihan hitung cepat sekira 60%.
Saat itu SBY berpasangan dengan Boediono dan mengalahkan pasangan Megawati-Prabowo serta pasangan Jusuf Kala-Wiranto.
Metode quick count diterapkan di Indonesia pertama kali pada pemilu 2004, dan sejak itu akurasinya terbukti benar.
Di tiap pemilu hasil quick count yang ditunjukkan tidak pernah meleset, selisihnya hanya berkisar 0-1% lebih dengan hasil hitung KPU. Karena itu hasil quick count sulit untuk diragukan.
Dengan hasil 54 hingga 60%, kemenangan 1 putaran untuk Prabowo-Gibran (Praka Joe/Prabowo Gibran Rakabuming Joearanya) sudah di tangan.
Prediksi Praka Joe 1 putaran tidak terlepas dari beberapa poin penting:
1. Partai pengusung Prabowo-Gibran terdiri dari partai-partai besar.
2. Adanya sosok sentralisator pansos politik bahkan di akhir-akhir masa kampanye sosoknya menyatakan bahwa presiden boleh ikut kampanye, boleh memihak.
3. Prabowo Subianto merupakan tokoh yang sangat dikenal dan mempunyai massa, partisan dan simpatisan yang tersebar di mana-mana.