Akhir Agustus 2022, saya menyambangi 30 mini market berinisial belakang 'maret' dalam waktu dua hari. Ketika itu saya tengah melakukan misi perburuan pesawat mainan hotwheels bertipe sky buster berbendera Mattel. Bukan tanpa alasan saya melakukannya.
Pesawat mainan hotwheel bertipe sky buster itu sedang promo. Dari harga awal yang dibanderol antara Rp 40.000 -- Rp 50.000, setelah mendapatkan potongan diskon saya hanya membayar sekira Rp 16.400. Harga promo tersebut berbatas waktu, dan tentu saja dengan stok yang juga terbatas.
Dari 30 mini market itu, saya cuma mendapatkan 3 buah sky buster dengan jenis pesawat berbeda. Tetapi ternyata perburuan itu tak membuat saya terlalu senang, pasalnya ketika saya melihat-lihat di e-commerce, ketiga jenis pesawat mainan itu dijual tak lebih dari harga Rp 25.000.
Meskipun demikian, setidaknya saya tetap berhasil mendapatkan pesawat mainan dengan harga lebih murah dari harga pasarannya. Selain itu, keinginan saya untuk memberi sedikit kebahagiaan dari sekian banyak bahagia yang harusnya anak saya terima, sebagian kecilnya tersampaikan.
Di luar topik tentang pesawat mainannya, dari 30 mini market yang saya singgahi, hanya sekira 6 mini market yang tidak memungut biaya parkir. Artinya, 80% persen dari mini market ternyata terdapat petugas parkir atau juru parkir, yang sepertinya lebih tepat disebut tukang parkir dan memungut biaya parkir.
Kenyataan itu tentu saja tidak sesuai dengan berbagai sumber informasi yang menyatakan bahwa mini market tersebut seharusnya menggratiskan biaya parkir bagi pengunjungnya. Lantas apa bedanya petugas parkir atau juru parkir dengan tukang parkir? Apa gunanya spanduk parkir gratis yang dipasang jika masih terdapat tukang parkir yang menagih biaya parkir?
Dalam konteks perburuan pesawat mainan hotwheels sky buster, petugas parkir atau juru parkir yang saya maksud seharusnya merujuk pada tugas seseorang dalam mengelola perpakiran di suatu lahan parkir yang ditunjuk secara resmi oleh unit perparkiran dinas perhubungan atau oleh pihak swasta.
Sementara yang saya alami sesungguhnya adalah bertemu tukang parkir, yaitu seseorang yang mengelola perpakiran di suatu lahan parkir yang atas inisiatif sendiri atau kelompok mengambil alih tugas perpakiran di suatu lahan parkir tanpa izin resmi.
Tetapi seperti sudah banyak orang tahu bahwa lahan parkir mini market yang berinisial belakang 'maret' dan pesaingnya 'mart', seringkali memasang spanduk pengumuman yang berbunyi 'parkir gratis', tapi faktanya tidak begitu. Mengapa?
Masalah sebenarnya sederhana, karena lahan parkir adalah sumber potensi ekonomi, uang masuk atau penghasilan. Sehingga bagi beberapa orang, lahan parkir yang tersaji di setiap mini market merupakan potensi ekonomi yang harus digali atau dimanfaatkan, tidak boleh disia-siakan.