Terselip pesan netralitas agar Pemilu 2024 berjalan damai pada acara Makan Siang Istana dari sebuah meja bundar antara 3 (tiga) bacapres dengan Presiden Joko Widodo.
Pesan netralitas lanjutan Presiden Joko Widodo kemudian terkuak pada suatu kunjungan di Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar Bali, Selasa (31/10/2023), seperti dikutip dari denpasar.kompas.com.
"Ya saya mengajak untuk bersama-sama agar Pemilu berjalan dengan damai, tidak ada saling fitnah, tidak ada kampanye negatif, tidak ada saling menjelekkan, tidak ada saling merendahkan, tetapi dengan adu program, adu gagasan, saya kira itu, rakyat menginginkan itu"
Ajakan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan tersebut dapat dirangkum sebagai 3 (tiga) poin pesan harapan.
Poin pesan harapan pertama, Pemilu damai. Poin pesan harapan kedua, kampanye positif. Poin pesan harapan terakhir, pertarungan politik diharapkan terjadi dengan adu ide atau gagasan, konsep dan program.
Ketiga poin pesan harapan Presiden Joko Widodo itu bila diterjemahkan ke dalam konteks "greenpeace" adalah ajakan 'green campaign' atau kampanye hijau, yang bahkan cakupannya lebih luas dari perlindungan lingkungan secara global yang digaungkan oleh organisasi internasional yang dikenal dengan nama Greenpeace.
Ketika diterjemahkan berdasar makna dan filosofi warna, Pemilu damai yang berarti berharap agar Pemilu berjalan dengan damai identik dengan makna atau filosofi warna hijau.
Harapan berikutnya adalah kampanye positif. Selama ini narasi yang seringkali muncul ke publik terkait kegiatan kampanye adalah kampanye negatif black campaign atau kampanye gelap.
Tidak ada rujukan untuk narasi kampanye positif. Ajakan Presiden Joko Widodo agar tidak ada kampanye negatif dalam Pemilu damai bisa dibangun dengan narasi green campaign atau kampanye hijau.
Terakhir, untuk poin pesan harapan terkait adu ide atau gagasan, konsep dan program sangat tepat momentumnya bila dikorelasikan dengan Sustainable Development Goals atau SDGS.