Lihat ke Halaman Asli

Sunan Amiruddin D Falah

TERVERIFIKASI

Staf Administrasi

Mengapa Harus Takut? Sikap dan Perilaku Buatan Jauh Lebih Mengerikan dari AI

Diperbarui: 21 Februari 2023   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustasi AI dalam sentuhan manusia. Sumber : tekno.kompas.com (Shutterstock)

Era kecerdasan buatan adalah keniscayaan. Eksistensinya tak terbantahkan. Akhir-akhir ini era kecerdasan buatan yang diimplementasi melalui ChatGPT terus mendapat sorotan. Kemampuannya dalam membuat puisi, artikel, karya ilmiah, hingga menjawab informasi umum yang diminta oleh penggunanya, diduga dapat mengancam banyak profesi kreatif. Apakah sehebat itu?

Setelah mencobanya langsung, ternyata ChatGPT tidak sehebat yang ditakuti. ChatGPT hanyalah chatbot yang masih memerlukan banyak pengembangan di sana sini. Ketika beberapa kali bertanya tentang beberapa nama tokoh yang oleh Google dijawab dengan menyajikan beberapa link tautan terkait nama tokoh tersebut, ChatGPT  menjawab "Maaf saya tidak menemukan informasi..." atau menjawab tanpa akurasi yang tepat. 

Era kecerdasan buatan tentu tidak hanya ChatGPT dengan chatbotnya, yang membuat para petinggi Google kabarnya ketar-ketir dengan kehadirannya. Kecerdasan buatan juga merambah ke banyak bidang tetapi tetap saja segala proses sederhananya harus melalui perintah manusia. Logikanya, semua kecerdasan buatan tidak bisa bekerja tanpa aksi atau perintah manusia. Oleh karenanya, yang berbahaya justru ketika manusia mampu menemukan kelemahan pada kecerdasan buatan untuk bisa dipengaruhi atau dimanfaatkan.  

ChatGPT untuk dunia kepenulisan sejatinya memberi kemudahan, efektivitas dan efisiensi dalam menyusun kerangka awal. Selanjutnya, dari sisi penulis hanya perlu melakukan editing, personal touch dan finishing touch. Bahkan ketika ChatGPT ditanya, "Apakah kamu mengancam profesi penulis?" 

ChatGPT menjawab berikut, "Sebagai sebuah program komputer atau AI, saya tidak dapat mengancam profesi penulis atau profesi lainnya. Sebaliknya, saya hadir untuk membantu manusia dalam berbagai tugas, termasuk dalam menulis dan membuat konten. Meskipun teknologi seperti AI dapat membantu manusia dalam beberapa aspek pekerjaan, namun manusia tetap memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kreativitas dan ekspresi diri dalam dunia penulisan. Teknologi seperti AI dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses penulisan, namun tetap memerlukan sentuhan manusia dalam memutuskan konteks dan niat dari tulisan tersebut. Oleh karena itu, peran manusia dalam profesi penulis tetap sangat penting dan tidak terancam oleh kehadiran AI seperti saya."

Kemudian saat ditanya, "Apakah kamu terancam dengan keberadaan manusia?". ChatGPT menjawab, "Tidak, sebagai sebuah program komputer atau AI, saya tidak memiliki kemampuan untuk merasakan atau memiliki emosi. Saya didesain untuk membantu manusia dalam berbagai tugas dan memberikan informasi yang bermanfaat. Oleh karena itu, saya tidak merasa terancam oleh keberadaan manusia. Sebaliknya, saya hadir untuk membantu manusia dalam berbagai hal."

Jika demikian, mengapa harus takut? Bukankah yang harus ditakuti justru penggunanya? Sejauh peradaban kehidupan manusia dengan segala sains dan teknologi yang diciptakannya, bukan sains dan teknologi yang mampu memanipulasi manusia. Tapi sebaliknya, manusia yang mampu memanipulasi sains dan teknologi atau menggunakan dan memanfaatkannya dengan cara yang tidak benar. 

Ketika dua pertanyaan lagi diajukan kepada ChatGPT, "Apakah kamu memanipulasi manusia?" dan "Apakah kamu dapat melakukan manipulasi data?". 

ChatGPT menjawab kedua pertanyaan itu dengan, "Tidak, sebagai sebuah program komputer atau AI, saya tidak memiliki kemampuan untuk memanipulasi manusia. Saya hanya dapat memberikan informasi dan menjawab pertanyaan seobjektif mungkin, berdasarkan data dan informasi yang tersedia pada basis data saya. Saya tidak memiliki niat untuk memanipulasi manusia dan tidak dapat melakukan tindakan yang merugikan manusia. Oleh karena itu, saya hanya dapat membantu dan memberikan informasi yang bermanfaat untuk manusia. 

Dan, "Sebagai AI, saya hanya dapat memberikan informasi yang ada pada basis data saya dan tidak dapat melakukan manipulasi data secara sembarangan. Saya didesain untuk memberikan informasi yang akurat dan objektif sesuai dengan data yang telah tersedia dan diolah. Meskipun demikian, sebaiknya manipulasi data tidak dilakukan tanpa alasan yang jelas dan sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline