Lihat ke Halaman Asli

Sumi Sumiati

Mahasiswa UIN walisongo Semarang

Kontribusi Mahasiswa dalam Menghidupkan Tradisi "Ngopeni Sendang" di Kelurahan Nongkosawit Kecamatan Gunungpati, Semarang

Diperbarui: 17 November 2021   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Mahasiswa UIN Walisongo resmi melaksanakan KKNRDR ke-77 pada tanggal 5 Oktober 2021. Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau Pengabdian Masyarakat ini berlangsung selama 45 hari.

Beberapa mahasiswa memilih wilayah untuk lokasi pengabdian mereka salah satunya ialah kelompok KKN 104 yang berlokasi di Kelurahan Nongkosawit kecamatan Gunungpati. Selama masa pengabdian mahasiswa melakukan banyak aktifitas seperti kerja bakti dan penanaman pohon. Menariknya di kelurahan tersebut ada tradisi Ngopeni Sendang atau menjaga area mata air. Dengan adanya mahasiswa UIN walisongo yang melaksanakan pengabdian diwilayah tersebut masyarakat merasa bersyukur karena para mahasiswa telah membantu mayarakat dalam berbagai kegiatan.

Karena selain menjadi desa wisata Kelurahan Nongkosawit kecamatan Gunungpati merupakan kelurahan dengan sumber air yang cukup. Hal ini tidak lepas dari upaya warga dalam menjaga mata air di daerah tersebut diantaranya dengan cara membersihkan area sendang atau mata air.

"Ini namanya sendag cilik. Kenapa diberi nama sendang cilik? Karena dulu memang ada mata air kecil. Mayarakat Jawa menyebutnya bilik. Kemudian oleh Mbah Karmuji, Mbah Kandar, Mbah Muhtar dan Mbah Karmin itu dibuat sendang. Kecil waktu itu, sekitar tahun 50-an, namanya sendang cilk karena memang dulu kecil. 

Namun sekarang sudah menjadi besar dan di manfaatkan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci dan untuk air minum. Dalam upaya memelihara lingkungan sendang dan memelihara mata air, lingkungan ini banyak ditanami tanaman-tanaman yang memilki sifat menampung air hujan serta melindungi lingkungan supaya lebih sejuk, seperti  tanaman pohon Ringin, Mahoni, Jati dan Jenetri". Ucap pak Warsono selaku tokoh masyarakat di kelurahan Nongkosawit.

Selain menanam pohon-pohon yang dapat menampung air hujan seperti Jati, Mahoni, Jenetri dan lan-lain. Masyarakat juga mengadakan do'a bersama di pendopo dekat sendang usai membersihkan area sendang. Hal ini tentu saja dilakukan warga untuk menjaga area tersebut selalu bersih dan terawat agar air yang ada bisa terus memberi manfaat bagi warga sekitar.

"Terima kasih kepada para mahasiswa yang telah melakukan kerja bakti dan melakukan penanaman pohon di diwilayah ini, saya selaku perwakilan dari masyarakat kelurahan Nongkosawit merasa terbantu dengan adanya kalian dan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang kalian lakukan disini dan semoga ini menjadi pengalaman yang berharga bagi kalian para mahasiswa". Ucap pak Warsono Kemudian.

Tradisi Ngopeni Sendang  atau menjaga mata air ini sudah menjadi tradisi yang selalu dilaksanakan setiap selasa pahing oleh warga sekitar. Pak Warsono berharap khusus nya semua masyarakat setempat umumnya bagi setiap orang dan juga pemerintah untuk selalu mendukung dan mejaga  tradisi Ngopeni Sendang ini.

"Semoga air sendang ini  dapat bermanfaat bagi masyarakat umum baik untuk kepentingan mandi, mencuci maupun air minum. Karena air nya memenuhi standar untuk air minum. Selain itu harapan kedepanya, semoga masyarakat selalu ngopeni air sendang. Harapan  ini bukan hanya ditujukan terhadap masyarakat tetapi juga untuk pemerintah. Semua  mata air yang ada di wilayah Gunungpati selaku wilayah penyangga kota Semarang harus diopeni, diberi anggaran untuk merawat semua mata air yang ada diwilayah kecamatan Gunungpati ". Demikian harapan pak Warsono.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline