Lihat ke Halaman Asli

DMD

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duchenne Muscular Dystrophy. Itulah singkatan dari DMD yang jika diistilahkan dalam bahasa Indonesia berarti Gangguan Kelemahan Otot Kaki.

DMD adalah gangguan resesif X-linked dalam bentuk distrofi otot , yang mempengaruhi sekitar 1 dalam 3.600 anak laki-laki, yang menghasilkan degenerasi otot dan akhirnya berujung pada kematian. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi pada distrofin gen , yang terletak di manusia kromosom X.

Informasi tentang DMD bisa Anda cari di internet, beberapa yang sempat saya baca adalah artikel ini

Dalam kebingungan untuk menyelesaikan tugas 2 Pra Diklat, saya akhirnya memutuskan untuk menulis artikel ini.

Sudah banyak siswa yang menjadi murid saya. Banyak sifat, sikap dan tipe siswa sudah saya hadapi. Tahun ini adalah tahun ketiga saya mengajar J.

J adalah siswa saya yang menderita DMD. Penyakit ini mulai nampak ketika J belajar di SD. Serangan penyakit ini mengakibatkan J sulit untuk berjalan, sulit untuk berdiri dan akhirnya J harus duduk di kursi roda. Segala usaha dan upaya yang dilakukan oleh keluarga sudah dilakukan, termasuk membawanyanya keluar negeri, namun DMD tetap belum bisa disembuhkan.

Setiap pagi J berangkat ke sekolah dengan naik beca ditemani oleh 2 pembantu setianya. Sesampainya di sekolah, J digendong salah seorang pembantunya dan dipindahkan ke kursi rodanya. Dengan tangan dipegang pembantunya, J memberi salam pada bapak/ibu guru yang bertugas menyambut para siswa masuk sekolah. "Selamat pagi J", demikian sambutan bapak/ibu guru yang dibalas dengan senyum manis dari J.

Dengan kursi roda J memasuki sekolah dan menuju lantai 2 tempat J belajar. Ketika pihak sekolah memutuskan untuk menerima J, maka sekolah pun segera membongkar tangga sehingga bisa digunakan oleh kursi roda, memfasilitasi siswa yang berkebutuhan khusus. J pun memasuki kelas tempat dia belajar. Pembantunya dengan setia menunggu di luar.

Di dalam kelas, teman-temannya dengan setia selalu membantu J, menyiapkan buku dan peralatan tulis menulis. Buku yang hendak digunakan saat itu disiapkan temannya di bawah tangan J sehingga jari-jemari J dapat langsung bergerak untuk menulis pelajaran yang diperolehnya.

Ya, J hanya mampu menggerakkan jari-jemarinya untuk menulis. Dia tidak mampu mengangkat/menggerakkan tangannya. Tangannya hanya bisa bergeser sedikit demi sedikit, beringsut untuk mengambil penggaris/penghapus/alat tulis lainnya.

Setelah selesai bapak/ibu guru atau teman-temannya membereskan semua buku-buku J ke dalam tas. Itulah keseharian J belajar di sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline