Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Strict Parents Membentuk Mental Anak

Diperbarui: 8 Juni 2024   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://parentinghub.co.za/advice-column/parenting/10-parenting-resolutions-for-the-new-year/

Beberapa Orang tua menumpukan harapan masa depan yang baik menurut mereka kepada anaknya. Seakan ingin menuntaskan keinginannya yang belum terwujud kepadanya. Untuk mewujudkannya, orang tua menerapkan cara-cara mendidik yang cukup ketat. Ketat dalam arti melibatkan beberapa aturan dengan berbagai batasan yang kaku.

Orang tua menerapkan pola pengasuhan dengan peraturan ketat, yang mana bisa disebut dengan istilah strict parents. 

Merupakan pola asuh otoriter dari orang tua ke anak dengan serba melakukan pembatasan dan pengekangan. Pembatasan yang kaku terhadap anak. 

Berupa perilaku, pilihan, aktivigtas, ideologi, rutinitas, dan masih banyak hal lainnya. Meskipun pengertian ini tidak memiliki ukuran pasti.

Pada kenyataannya, hal tersebut jamak terjadi. Alasannya guna masa depan anak agar lebih baik. Menurut orang tua. Namun belum tentu lebih baik dilihat dari sudut pandang anak itu sendiri. Banyak kasus, anak akan beralih jalur setelah memenuhi keinginan dan harapan orang tua. Sebagai contoh, anak kuliah sesuai jurusan yang dipilihkan oleh orang tua. Akan beralih pada jenis pekerjaan yang tidak sesuai jurusan karena merasa bukan sebagai passionnya.

Aturan yang diterapkan oleh orang tua sebenarnya wajar. Namun akan terlalu strict saat aturan yang diberlakukan berlebihan. Biasanya, pemberlakukan aturan tersebut memuat hukuman yang harus diterima anak saat tidak mengindahkan.

Pola Asuh Strict Parents

Beberapa hal yang bisa disebut sebagai pola asuh strict parents yang disarikan dari berbagai sumber sebagai berikut.

1. Kontrol Tinggi

Orang tua melakukan kontrol yang sangat tinggi terhadap anaknya. Baik itu aktivitas maupun teman-teman mereka. Biasanya hal tersebut menyebabkan anak merasa terkekang, tidak bebas. Menyebabkan teman anak menjadi terbatas karena teman-temannya kurang sreg dengan orang tua anak tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline