Lihat ke Halaman Asli

Nasruddin Mudaff, Teaterawan Jebolan ESKA Yogyakarta

Diperbarui: 16 Juli 2019   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ummi Azzura Wijana

"Berteater, seperti menanam benih yang buahnya akan dipetik oleh siapapun yang tertarik mendekatinya"

PERTUNJUKAN teater tanpa pemain, apalah artinya. Dalam pertunjukan teater, pemain menjadi salah satu unsur terpenting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan untuk memadukan beberapa unsur lain seperti unsur suara dan gerak.

Secara umum, teater merupakan seluruh adegan akting dan peran yang dipertunjukan di atas panggung di depan banyak penonton. Seperti ketoprak, wayang, sintren, dagelan, dan akrobat. Lebih spesifik, seni teater merupakan seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting para pemainnya.

Dari teater ESKA, Nasrudin Mudaff mencintai dunia teater. Menurutnya, dalam kesenian, utamanya teater, dia menemukan ada ruang pembebasan diri dan menyampaikan pesan. Hingga kini ia setia di dunia seni peran ini.

Membaca adalah Kunci

NASRUDDIN Mudaff kecil, SMP hingga SMA sudah terbiasa membaca. Di sekolah, pelajaran bahasa Indonesia selalu mendapat nilai tertinggi. Kesuakaannya membaca dipengarui kakaknya yang memiliki koleksi buku sastra yang cukup banyak. Kakaknya tidak mendorong secara langsung utuk menyukai sastra, namun secara diam-diam ia membaca buku sastra tersebut dengan gratis dan leluasa, membaca novel dan buku sastra.

Koleksi buku milik kakaknya, yang saat itu seorang aktivis pergerakan mahasiswa, novel karangan Romo Mangunwijaya, Kuntowijo, Tohari, Pramudya, kumpulan Essai Cak Nun, dsb. 

Keakraban dirinya dengan bacaan karya sastra membuat dia cenderung memilih teaer sebagi pilihan berkesenian. Meskipun di SMP dan SMA, lingkungan sekolahan tidak mendukung dalam dunia seni peran, karena memang tidak diadakan. Namun, saat itu dia sudah akrab dengan seni sastra dan menyukai kisah dongeng-dongeng.

Dari pengalaman itu akhirnya ketika kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia langsung mendaftar di Workshop UKM Teater ESKA. Dia jatuh cinta pada teater karena dalam kesenian ini, ia menemukan ada ruang pembebasan diri dan penyanpaian pesan.

Di Teater ESKA, seniornya sangat memengaruhi prosesnya dalam berteater. Dari mereka dia belajar teater. Beberapa senior di teater yang intens saat itu  diantaranya Hamdy Salad, Kaji Habib, Mas Kyut Kubr, Cak Kuswaidy, dan lainya. Di samping kawan-kawan  senior lain dan kawan seangkatan ketika jadi pengurus di dalam bergumul dan berproses bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline