Piala yang selalu kau dan aku gunakan tuk menikmati anggur ambang tengah malam. Pecah berserakan, lantaran kecerobohanmu yang tak pecus memegang gagangnya. Remuk serupa kepala pejuang berperisai jantung. Tewas lantaran bom lemparnya sendiri.
Bagai kapal purba, malam merapat ke dermaga pagi. Bangkai piala pun telah aku kubur di pemakaman rongsokan benda-benda. Namun kenapa tidurmu masih mengigaukan kencan pertama? Padahal potret yang mengabadikannya terlepas sudah dari pigura.
-Ummi Azzura Wijana-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI