Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Lailatul Qodar dengan "Selikuran"

Diperbarui: 10 Juni 2018   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. utusan.com.my

Masjid-masjid nampak semarak saat bulan ramadhan. Pada malam hari lampu bersinar lebih terang. Suasana juga lebih ramai karena jamah masjid shafnya penuh untuk melaksanakan sholat isya' berjamaah dilanjutkan sholat tarawih. Usai sholat tarawih ayat-ayat Al Quran bergema di seluruh penjuru dunia. Majelis quran bertebaran membacakan ayat Allah SWT di bulan yang penuh rahmat dan ampunan.

Saat siang hari hingga sore hari, ayat Al Quran tak pernah berhenti dibacakan. Ummat muslim tadarus juz demi juz. Setiap sore anak-anak santri belajar di masjid sembari menunggu saat berbuka tiba. Mulai dari umur PAUD, SD, hingga SMP memenuhi ruang masjid untuk tarbiyah mengaji ayat Al Quran.

Malam Ramadhan

Awal ramadhan biasanya masjid penuh. Shaf-shaf dalam sholat isya' dan tarawaih yang rapat dipenuhi jamaah. Datang dengan bersuka cita melaksanakan ibadah ramadhan. Sholat tarawih dilaksanakan 23 rokaat ada pula yang melaksnakan 11 rokaat.

Sepuluh hari kedua, shaf mulai berkurang. Jamaah ada yang melaksanakan sholat tarawih di rumah dan juga bersafari di masjid lain. Karena memang sholat tarawih tak wajib selalau dilaksanakan di masjid. Banyak pula yang melaksanakan di tempat lain untuk saling mengunjungi jamaah sesama saudara muslim di berbagai masjid lain.

Berbeda dengan sepulu hari ketiga di bulan ramadhan. Diawali dengan malam 21, aktivitas masjid-masjid mulai berubah. Di mana biasanya pembacaan Al Qur'an sudah khatam 30 juz. Setelah itu ummat muslim berlomba-lomba meningkatkan ibadahnya untuk mencari malam lailatul qodar. Di mana malam lailatul qodar seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan" (Bukhari dan Muslim).

Ibadah itu dimaknai dengan banyak berdoa, agar dilepaskan dari siksaan api neraka. Memerbanyak ibadah saat malam hari. Sholat tahajud dan membaca qur'an lebih banyak. Selain itu masjid banyak yang menyelenggarakan I'tikaf.

I'tikaf dalam pengertian bahasa berarti berdiam diri yakni tetap di atas sesuatu. Sedangkan dalam pengertian syari'ah agama, i'tikaf berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci Ramadhan, dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk mengharapkan datangnya Lailatul Qadr.

Lailatul Qadar Disambut dengan 'Selikuran'

Di jawa khususnya, menyambut lailatul qodar dengan berbagai macam ritual. Ritual tersebut bukan berarti mendekatkan diri pada syirik, namun mendekatkan ajaran agama Islam kepada masyarakat Jawa. Kemudian digunakan untuk memerkuat ibadah kepada Allah SWT. Salah satunya adalah dengan mengadakan 'selikuran'.

Selikuran dilaksanakan pada malam 21 ramadhan. Adanya malam 'selikuran' sebagai penanda dimulainya menyambut malam lailatul qodar yang datang pada sepeluh hari terakhir di malam-malam ganjil bulan ramadhan. Selain itu, sejarahnya Nabi Muhammad memulai I'tikaf pada malam 21 untuk mencari malam lailatul qodar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline