Gunungkidul saat ini menjadi primadona pariwisata Yogyakarta khususnya, Indonesia pada umumnya. Gunungkidul saat ini menjadi salah satu Kabupaten yang menjadi tujuan utama para wisatawan. Baik wisatawan domestik pun manca negara. Ditengarai sejak enam tahun terakhir, pariwisata menjadi sumber penghasilan terbesar Gunungkidul. Hal ini disebabkan telah banyak dibuka tempat wisata baru. Selain itu banyak ditemukan tempat-tempat bersejarah yang berakar di Gunungkidul.
Pariwisata Gunungkidul yang menjadi tujuan utama adalah pantai. Pantai di Gunungkidul sangat banyak dan semuanya indah. Dapat dinikmati panoramanya, suasananya, dan dapat menikmati di kedalamannya dengan snorkling dan lain sebagainya. Selain itu Gunungkidul sebagai geopark Indonesia menyimpan kekayaan warisan dunia. Seperti goa, air dalam tanah, gunung purba, sungai purba, dan juga situs candi, serta situs purba.
Situs Candi Plembutan
Salah satu situs yang masih dapat dilihat adalah Situs Candi Plembutan. Secara geografis Situs Plembutan berada di Dusun Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Sedangkan secara astronomis situs ini terletak di koordinat UTM : UTM 49, X: 0450084 Y: 9119369.
Dari arah Yogyakarta, setelah melewati lapangan udara Gading, Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, pada lampu pengatur lalu lintas ambil arah lurus. Tepat di depan kecamatan Playen ambil arah kiri. Kurang lebih 100 meter ambil arah kanan dan ikuti petunjuk arah untuk sampai di Situs Candi Plembutan. Kurang lebih satu kilometer situs telah terlihat.
Situs Candi Plembutan merupakan bangunan yng diduga sebagai bekas tempat suci agama Hindu yang didirikan sekitar abad VIII. Situs candi yang tinggal reruntuhan saat ini tertimbun tanah liat berwarna hitam.
Sehingga terlihat gundukan setinggi dua meter. Bangunan ini dikelilingi oleh pagar pelindung. Sehingga kita hanya bisa melihat dari luar saja. Namun jika ingin masuk ke dalam area Situs Candi Plembutan harus meminta ijin terlebih dahulu kepada petugas jaga situs.
Situs Candi Plembutan dipetakan sejak tahun 1982. Kemudian dieksvakasi sebanyak dua kali. Eksvakasi pertama adalah pada tahun 1997. Pada eksvakasi pertama ini ditemukan Fragmen Yoni, Fragmen arca berbentuk trisula atribut milik Dewa Siwa, Arca Siwa Maha Guru. Selain itu ditemukan pula mata uang pada jaman VOC dan Hindia Belanda.
Pada eksvakasi kedua yaitu pada tahun 2000 berhasil ditemukan umpak batu, hiasan Ardha Candrakapala, fragmen dengan kelat bahu (keyura), Archa Ganesha, fragmen archa, mata uang VOC dan Hindia Belanda, dan fragmen gerabah.
Berdasarkan informasi, dari hasil eksvakasi tersebut diduga situs ini telah banyak dijarah, terutama bagian sumurannya. Selain itu, dari hasil temuan tersebut diduga kuat bangunan seluas 13 x 13 m tersebut merupakan bangunan suci penganut Hindu, menghadap ke barat. Dilihat dari temuan berupa umpak-umpak bangunan ini pada bagian atap terbuat dari kayu.
Saat ini situs ini berada pada tanah milik Kasultanan Yogyakarta (Sultan Ground). Situs ini dibagi dalam beberapa tempat temuan. Tempat bangunan utama yang berupa gundukan setinggi dua meter. Pada bagian pinggir bagian barat sebagian batu-batu reruntuhan yang dijadikan satu. Pada reruntuhan ini dibagi menjadi beberapa petak.
Situs Candi Plembutan ini merupakan satu dari situs yang ditemukan di Gunungkidul. Situs yang lain adalah Situs Risan yang berada di wilayah Kecamatan Semin, Gunungkidul. Situs Risan merupakan situs yang masih bisa dibilang utuh. Namun, selain dua situs tersebut masih dua situs lagi yang ditemukan. Situs tersebut merupakan Situs Candi Dengok dan situs purba Sokoliman.